TANJUNGBALAI, Xtimenews.com – Penandatanganan MoU antara Pemerintah kota Tanjungbalai dengan pihak PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) Rabu (15/05/19) sampai saat ini masih terus menjadi topik pembahasan hangat, terutama dikalangan para mahasiswa aktivist penggiat anti korupsi yang ada di kota Tanjungbalai.
Berbagai reaksi dan tanggapan terjadi, sehingga menimbulkan pro dan kontra ditengah- tengah kalangan aktivist tersebut.
Ramadhan Batubara yang merupakan salah satu pimpinan didalam Komunitas Parlemen Jalanan (KOPAJA) Tanjungbalai akhirnya angkat bicara saat berbincang bersama beberapa awak media pada Sabtu (18/05/2019) di hutan kota Taman Mutiara Selat Malaka Tanjungbalai .
Ramadhan mengatakan, Seharusnya kita sebagai penggiat anti korupsi mampu berfikir dan bertindak secara rasional dan objektif dalam menanggapi setiap masalah sehingga tidak mengedepankan tendensi ataupun penilaian yang subjektif. Perbedaan pendapat didalam menilai sebuah masalah itu biasa, namun jangan sampai menjadikan perpecahan diantara sesama aktivist penggiat anti korupsi.
Dalam hal kelanjutan pembangunan RSU Type C Tanjungbalai ia berpendapat bahwa kita harus mendukung pemerintah dalam menjalankan pembangunan dan infrastruktur kota Tanjungbalai.
Lanjut Ramadhan, masalah hukum yang terjadi pada RSU Type C sebelumnya kita serahkan kepada pihak aparatur penegak hukum didalam memproses kasus korupsi yang terjadi. Kedepan kita harus mengkawal setiap tahapan dan proses pembangunan lanjutan yang akan dilakukan, mulai dari mekanisme lelang, bahkan sampai dengan penggunaan material bangunan yang akan dipakai sehingga kita bisa mencegah adanya tindakan korupsi berikutnya.
Jika perlu kita harus berada di lokasi pekerjaan setiap hari. “bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati,” pungkasnya sambil tertawa kecil.(ham/den/gan)
Reporter : ilhamsyah
