MOJOKERTO, Xtimenews.com – Potensi Ancaman Dalam Negeri & Upaya Mengatasi menjadi topik utama Dandim 0815 Mojokerto Letkol Kav Hermawan Weharima, SH saat menjadi pemateri pada kegiatan Rapat Koordinasi Penanganan Konflik Sosial (PKS) Kota Mojokerto, yang berlangsung di Convention Hall Hotel Raden Wijaya, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (30/01/2019) malam.
Rakor Penanganan Konflik Sosial (PKS) dalam rangka Persiapan Pilpres dan Pileg 2019 Kota Mojokerto, hari ketiga ini dihadiri Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mojokerto, Anang Fahrurroji, S. Sos., M.Si., selaku penyelenggara serta diikuti sedikitnya 200 orang peserta, antara lain Staf Bakesbangpol Kota Mojokerto, Para Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua RT dan RW se-Kota Mojokerto.
Dihadapan peserta Rakor, Dandim 0815, memaparkan, posisi NKRI secara geografis dan geopolitik sangat strategis, ditambah dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Namun dibalik keberuntungan ini, tentunya dapat berpotensi menjadi ancaman.
“Ancaman dengan cara baru ini, dikenal dengan proxy war atau perang proksi, dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi langsung,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, masih adanya temuan upaya provokasi, hoax, issue, black campaign, negative campaign dan lain-lain, berpotensi menodai proses pelaksanaan Pemilu. Dan tentunya kita berharap dalam pelaksanaan tahapan Pilpres dan Pileg 2019 ini khususnya di Kota Mojokerto berlangsung aman dan kondusif.
“Setiap individu dan kelompok masyarakat harus memiliki daya tangkal terhadap semua potensi konflik yang dihembuskan melalui isu SARA, radikalisme, terorisme dan isu-isu lainnya, melalui meningkatkan kesadaran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tandasnya.
Di akhir materinya, Dandim mengajak unsur tiga pilar untuk terus bersinergi serta semua komponen masyarakat harus bersatu, satukan niat, bulatkan tekad untuk turut serta menciptakan dan menjaga situasi yang kondusif di wilayah Kota Mojokerto.(den/ron/gan)