Jumat, Mei 3, 2024
BerandaIndexHeadlineOtak Pembunuh Bocah Yang Ditemukan Dibawah Jembatan Kemlagi, Kakak Beradik

Otak Pembunuh Bocah Yang Ditemukan Dibawah Jembatan Kemlagi, Kakak Beradik

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Hasil penyidikan mengungkap dua tersangka menjadi otak pembunuh Ardyo Wiliam Oktavianto (13) warga Desa Ketemas Dungus, Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang ditemukan tewas di bawah Jembatan Gumul, di tepi Hutan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (30/1/2020). Keduanya adalah kakak beradik.

Mereka adalah TS (19) dan IS (17) warga asal Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Motif pembunuhan tersebut yakni kedua tersangka sakit hati lantaran adiknya yang masih satu sekolah dengan korban di pukul dan di ejek oleh korban.

Mereka kemudian merencanakan aksi untuk memberi pelajaran korban.

Kapolres Mojokerto, AKBP Bogiek Sugiyarto menjelaskan, pelaku TS masih berstatus pelajar sedangkan pelaku IS tidak bersekolah, namun usianya masih dibawah umur.

Peristiwa pembunuhan terhadap Ardyo atau Dio itu bermula dari adik tersangka TS bernama SS yang masih satu sekolah dengan korban mengadu kepada kakaknya bahwa ia di pukul dan di ejek oleh korban.

Mendapatkan aduan dari adiknya, kemudian tersangka TS mendatangi rumah tersangka IS dan menceritakan apa yang telah di ceritakan oleh adiknya.

“Kedua pelaku adalah kakak beradik, motifnya adalah dendam karena adiknya atas nama SS itu pernah dipukul korban, pada tanggal 26 Januari 2020 lalu,” kata Bogiek kepada wartawan saat menggelar konferensi pers di Polresta Mojokerto, Rabu (26/2/2020).

Kedua tersangka ini adalah kakak SS teman satu sekolah korban. Kemudian TS dan IS mencari korban dan berencana untuk menganiaya.

“Kejadian pembunuhannya pada (29/01) lalu. SS adik kedua tersangka yang dipukul korban yang menyebabkan kedua pelaku itu mencari korban kemudian terjadilah kekerasan yang menyebabkan meninggalnya korban,” tegas Bogiek.

Tersangka IS adalah yang menjemput korban saat bermain glansing di halaman salah satu warga setempat sekitar pukul 19.00 Wib. Setelah dijemput, korban diajak menjemput tersangka TS yang saat itu sudah menunggu di jembatan desa setempat.

Pelaku Digiring Salah Seorang Anggota Reslrim, Menuju Ruang Konfrensi Pers

“IS inilah yang menjemput korban, bukan diculik, karena apa karena semua saling kenal satu kampung, memangkenal dan dibonceng dari Ketemasdungus ketemu TS lalu dibawa ke TKP,” jelas Bogiek.

Sebelum menuju ke TKP motor yang dikendarai oleh kedua tersangka yang membonceng korban ini sempat kehabisan bensin. Saat itu tersangka TS turun dari motor dan menunggu IS dan korban membeli bensin di SPBU Mini yang berjarak sekitar 1 kilo dari Desa korban.

Menurut Bogiek, pelaku IS tidak punya uang untuk membeli bensin sehingga terpaksa harus meninggal sebuah handphone sebagai jaminan.

“IS dan korban mengisis bbm, karena tidak punya uang, Jaminannya adalah handphone. Setelah itu kembali lagi mereka berboncengan, dengan korban ada ditengah,” ungkapnya.

Setelah di TKP, korban diturunkan dan ditanya oleh TS soal pemukulan terhadap adiknya yang masih satu sekolah dengan korban. Setelah itu TS memukuli korban hingga menangis, sementara tersangka IS masih tetap diatas sepeda motornya.

“Kekeran yang menyebabkan meninggalnya korban dengan cara dicekek dan dibenturkan ke tembok itu pembatas jembatan di TKP. Pembunuhannya diatas persis lokasi penemuan jenazah. Jadi korban ini diduga meninggal sebelum didorong ke dalam sungai,” bebernya.

Ia menambahkan, korban sempat ditusuk dengan kayu bambu pada bagian lubang duburnya oleh TS sebelum dibuang ke dalam sungai.

“Sempat ditusuk dulu menggunakan sebilah bambu bagian duburnya. Apa motifnya seperti itu masih didalami,” tandasnya.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments