Selasa, April 30, 2024
BerandaIndexHeadlineOperasi Terhadap Kelompok MIT Diperpanjang

Operasi Terhadap Kelompok MIT Diperpanjang

KOTA PALU, Xtimenews.com – Kapolda Sulteng Irjen Pol. Drs. Syafril Nursal, SH MH, menegaskan, operasi terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, yang masih gentayangan di hutan Poso dan Parigi Moutong (Parimo) tidak akan dihentikan hingga kelompok ini habis dan tuntas.

“Operasi terhadap kelompok MIT tidak akan pernah berhenti hingga semuanya habis,” kata Kapolda Sulteng kepada wartawan belum lama ini.

Menurutnya, keberadaan kelompok MIT sangat merugikan kepentingan daerah Sulteng karena terkesan daerah ini masih rawan dan belum aman. Sehingga akan sangat berpengaruh bagi masuknya investor ke daerah ini.

“Bagi kita yang tinggal di Sulteng terasa aman-aman saja, tapi bagi orang luar akan tetap terkesan bahwa Sulteng masih rawan karena teroris belum tuntas,” jelasnya.

Kapolda mengaku, untuk menuntaskan masalah teroris MIT pimpinan Ali Kalora, pihaknya sudah memperpanjang masa pelaksanaan Ops Tinombala hingga beberapa bulan kedepan. Apalagi ditemukan ada indikasi kelompok ini akan bertambah dengan tertangkapnya 5 orang warga yang berencana akan bergabung bersama kelompok MIT tersebut.

“Barusan kita bekuk 5 orang warga yang ingin bergabung dengan MIT yang sudah membawa segala perlengkapannya,” Jelasnya.

Ditanya berapa besar personel yang dikerahkan dalam upaya mengejar para kelompok teroris ini, dengan tegas Kapolda mengatakan rahasia.

“Rahasia, musuh tidak boleh tahu berapa besar kekuatan yang dilibatkan dalam ops Tinombala,” tegas Kapolda.

Sebagai catatan, selama pelaksanaan Ops “Tinombala” 2019, aparat berhasil menemukan 6 buah bahan peledak (handak) rakitan, 13 pucuk senjata api rakitan terdiri dari 8 pucuk laras panjang dan 5 pucuk laras pendek, 1 pucuk senjata organik jenis M-16, amunisi 453 butir, 2 butir selonsong peluru, dan 6 buah magazena.

Selama tahun 2019, kelompok MIT melakukan pembunuhan terhadap warga masyarakat sebanyak 2 kali. Pertama, di kecamatan Torue Kabupaten Parimo menewaskan 2 orang warga masyarakat. Kedua di kecamatan Palolo kabupaten Sigi menewaskan satu orang warga setempat.

Kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok MIT selama tahun 2019, terjadi sebanyak 3 kali. Pertama, di Poso menewaskan seorang DPO teroris yakni Basir alias Romzi. Dalam insiden ini aparat berhasil menangkap DPO lainnya yakni Aditya alias Idad alias Kuasa. Kontak senjata kedua, di kecamatan Sausu kabupaten Parimo, menewaskan 3 orang DPO MIT yakni Alhaji Kaliki alias Ibrahim, Alkindi Mutaqin alias Muaz, Andi Muhammad alias Andi Abdullah alias Fadel. Kontak senjata ketiga terjadi di kecamatan Sausu, mengakibatkan gugurnya Bharaka (anumerta) Muh. Syaiful Muhdori, anggota, Satuan Bromob Polda Sulteng.

Kesepuluh kelompok DPO MIT yang masih terus dikejar aparat melalui Ops “Tinombala” di hutan Poso dan Parimo adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora (pimpinan kelompok), Qatar alias Farel alias Anas, Askar alias Jaid alias pak Guru, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh alias Muhklas, Moh. Faisal alias Namnung, Rajif Gandi Sabban alias Rajes, Alvin alias Adam alias Mus’ab, Jaka Ramadhan alias Ikrima, dan Khairul alias Rul. Sedangkan lima orang warga yang ditangkap karena ingin bergabung dengan teroris kelompok MIT pimpinan Ali Kalora tersebut masing-masing inisial FF alias C, RW, AB, RWT, dan GD.

Kini mereka sedang diamankan di Mapolda Sulteng guna menjalani pemeriksaan. (bas/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments