MOJOKERTO, Xtimenews.com – Sebanyak 80 anggota gabungan kelompok tani Tirtomakmur dan Nawangan di desa Tawangrejo, kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto, melaksanakan panen raya kopi di dataran tinggi Watu Jengger.
Kegiatan panen raya kopi tersebut dilaksanakan di lahan kopi dengan luas 40 Hektar. Dalam kegiatan ini, kelompok tani tersebut didampingi oleh ketua Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) kecamatan Jatirejo, Siti Fatimah.
Gabungan anggota kelompok tani tersebut telah memanen buah kopi jenis Bistak (Robusta) dan Asisa (Ekselsa) dengan total berat mencapai 5 kwintal. Jenis buah kopi tersebut ditanam di wilayah ketinggian 700 mdpl, tepatnya di kaki gunung Anjasmoro.
Ketua kelompok tani Tirtomakmur, Pak Jani, mengatakan, jumlah panen tahun ini mengalami peningkatan cukup drastis jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Tahun lalu panen kami mencapai total berat mencapai 3 kwintal. Jadi tidak sesuai dengan biaya operasional,” kata Pak Jani Jum’at (16/08/2019).
Kendati mendapatkan hasil panen yang memuaskan, Pak Jani mengaku mengalami kendala ketika melakukan penanaman bibit kopi di dataran tinggi tersebut.
“Kalau bibit kopi kami cari sendiri di daerah Wonosalam. kami tanam di dataran tinggi karena cuacanya yang dingin agar tidak cepat kering. Pada dasarnya tanaman kopi minta dipupuk, tapi di dataran tinggi kami tidak memberinya pupuk. Karena tanahnya masih subur. Sehingga hasil panen kopi jadi bagus,” jelas Pak Jani.
Dari hasil panen kopi, lanjut Pak Jani, para petani kemudian menjual hasil panennya kepada pembeli dengan harga 10000 Rupiah per kilogram buah kopi yang kering.
Pak Jani berharap, Pemerintah kabupaten Mojokerto, melalui dinas dinas terkait, agar memberikan sarana dan prasarana kepada kelompok tani tersebut untuk mengembangkan buah kopi menjadi berbagai olahan kopi dan bisa berkembang.
“Kami sendiri ada rencana untuk membuat olahan kopi menjadi minuman. Tapi kami belum ada alatnya untuk mengolah biji kopi menjadi minuman serbuk kopi instan,” ucapnya.
Ketua penyuluhan pertanian lapangan (PPL) desa Sumengko, Siti Fatimah, mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan secara intensif terhadap kelompok tani kopi di desa Tawangrejo, kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto dengan tujuan hasil olahan kopi dari petani tersebut bisa dikenal oleh masyarakat.
“Dari dinas pertanian kabupaten Mojokerto, sudah mendapatkan satu alat pemecah biji kopi beserta pesangrai kopi. Akan tetapi alat itu belum maksimal karena masih membutuhkan proses tambahan,” kata Siti Fatimah, Jum’at (16/08/2019).
Siti Fatimah juga menjelaskan, anggota gabungan kelompok tani tersebut berharap, bisa mendapatkan alat pemecah biji kopi yang efektif dan efisien, tanpa memakan waktu yang lama dalam mengolah kopi.
“Bila tanaman kopi terserang hama dan penyakit. Petani kopi bisa melapor kepada petugas PPL.Nantinya petugas akan membuat surat permohonan bantuan Insektisida dan dari dinas akan turun ke lapangan,” imbuh Siti Fatimah.
Jika dibandingkan dengan panen kopi tahun lalu,lanjut Siti Fatimah, kualitas panen kopi pada tahun ini mengalami perubahan ukuran yang cukup besar dengan kondisi buah kopi yang kering.(den/gan)