Mojokerto, Xtimenews.com – Banyaknya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berseliweran di sepanjang jalan Dawarblandong, mendapat perhatian khusus Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) setempat.
Razia pun digelar jajaran Muspida Dawarblandong, mulai dari pihak Kecamatan, Dinas Sosial, Pusekesmas, Polsek, dan Koramil pada Selasa (13/3/2019) siang, dengan menyisir akses jalan antar Kecamatan di sejumlah Desa, diantaranya Pulorejo, Dawarblandong, Jatirowo, dan Suru. Razia yang diinisiasi oleh pihak Puskesmas Dawarblandong ini berhasil mengamankan seorang ODGJ yang asyik mojok di sebelah Masjid di Jatirowo.
Petugas sempat kesulitan mengevakuasi ODGJ tersebut karena menolak diangkut petugas. Bahkan dirinya juga sempat melakukan perlawanan kepada personil kepolisian. Untungnya, ODGJ tersebut berhasil dibujuk dan dievakuasi untuk dimandikan di markas Koramil Dawarblandong. ODGJ tersebut kemudian langsung di bawa ke RSJ Lawang, Malang.
“Saat ini penderita gangguan jiwa di Dawarblandong sekitar 104 orang. Nah, kalau sudah berseliweran, dan membahayakan ini pasti kita rujuk. Kemudian koordinasi dengan Dinas Sosial untuk diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa,” ujar Kepala Puskesmas Dawarblandong Ninik Munawarti.
Menurut Ninik, ODGJ yang lebih kurang berusia 45 tahun tersebut kerap meresahkan warga. Beberapa kali dirinya terlihat tidur di tengah jalan di wilayah hutan watu blorok, dan sempat membuat salah seorang perawat Puskesmas Dawarblandong ketakutan saat melintasi wilayah itu. Hal itu kemudian disikapi Kapus Ninik untuk menggelar razia.
“Kebetulan juga, saya anggota Forum Kabupaten Sehat, Pokja Sosial yang salah satu tugasnya membina orang dengan ganggian jiwa, anak jalanan, dan PSK, sehingga otomatis membuat saya tergerak,”
Rencananya, pihak Puskesmas akan rutin menggelar razia ODGJ. Bukan hanya untuk penderita yang liar di jalanan, namun juga melakukan penyuluhan kepada penderita yang masih ditampung pihak keluarga.
“Memang jika ada orang dengan gangguan jiwa yang ada di Dawar ini akan saya evakuasi. Termasuk yang ada di rumah-rumah. Kami juga sudah koordinasi dengan bidan-bidan, apabila ada penderita yang ada di warga, akan kami evakuasi. Kita kirim ke Lawang, tentunya dengan persetujuan keluarga, dan Dinsos,” tandasnya. (joe)