Sabtu, Desember 14, 2024
BerandaIndexTNI & POLRIKapolresta Mojokerto: Pemahaman Tentang Bahaya Radikalisme Harus Dilakukan Lewat Semua Lini

Kapolresta Mojokerto: Pemahaman Tentang Bahaya Radikalisme Harus Dilakukan Lewat Semua Lini

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Demi menjamin keamanan program prioritas nasional yang merupakan salah satu program Kapolri Presisi, Kapolresta Mojokerto AKBP Rofiq Ripto Himawan, S.I.K., S.H., M.H. menjadi narasumber sarasehan yang digelar oleh Komisi Ukhuwah Islamiah MUI Kota Mojokerto di Aula Kantor PCNU. Kamis (02/12/2021) siang.

Kapolresta Mojokerto menjelaskan, bahwa pemahaman tentang bahaya radikalisme harus dilakukan lewat semua lini, termasuk dunia pendidikan dan moderasi beragama harus dikedepankan dengan internalisasi nilai-nilai toleransi. Karena radikalisme ini tidak hanya terjadi dalam agama islam saja.

“Kebetulan Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga paham yang dimainkan kelompok tertentu adalah Islam. Tapi di negara lain yang mayoritasnya agama Protestan maka Protestan dimainkan. Jika mayoritasnya Budha maka Budha yang dimainkan,” ungkap Rofiq yang akrab disapa Ustadz.

Kapolresta Mojokerto berkesempatan menyalami salah seorang pengurus PCNU sembari memberikan penghormatan

Di Indonesia, definisi terorisme yang disepakati secara politik adalah pengertian menurut Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas

“Radikal itu wajib bagi kita sebagai warga negara RI untuk memahami filosofi pancasila secara radikal. Karena, jika tidak secara radikal, filosofi kebenaran pancasila tidak bisa kita pahami, jadi yang harus diperangi bukan radikalismenya tapi mereka yang membolehkan menumpahkan darah sesama muslim,” tegas Rofiq.

Masih lanjutnya, dalam mengantisipasi pola rekruitmen radikalisme atau terorisme yaitu melalui media sosial. “Kita harus bijaksana dalam menggunakan media sosial, media sosial ini luar biasa, sampai akhirnya sekarang seolah-olah sanad itu tidak penting,” kata Kapolresta.

Menanggapi pertanyaan peserta nara sumber, terkait bagaimana untuk dapat mengetahui ciri-ciri seorang terosis dengan kondisi saat ini atau zaman melenial?

“Salah satu ciri dari teroris adalah mereka selalu mengeluarkan pendapat beragama menurut pandangan mereka sendiri, sehingga menganggap salah pemahaman agama menurut orang lain,” urai Kapolresta.

Sarasehan dihadiri KH. Halim Hasyim Wakil Ketua 2 MUI Kota Mojokerto, KH. Muqsiton Ismail Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah, Kapolsek Prajurit Kulon Kompol Moh. Sulkan, SH. Kasat Lantas AKP Heru Sudjio Budi Santoso, S.H. Ps. Kasat Intel IPTU Pujiono., SH., M.H. dan Kasi Humas Polresta Mojokerto IPDA Moh. Khoirul Umam S.E. dan 50 peserta dari berbagai ormas islam. (hms resta/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments