MOJOKERTO, Xtimenews.com – Sempat surut, banjir kembali rendam permukiman warga di Desa Tempuran Kecamatan Sooko, Mojokerto.
Data yang diterima dari BPBD Kabupaten Mojokerto, sebanyak 272 rumah warga dua Dusun di Desa Tempuran yang terendam air dengan ketinggian 27 cm hingga 45 cm. Yakni Dusun Bekucuk dan Dusun Tempuran.
Sukiman (71) warga Dusun Tempuran mengaku kembali menghadapi musibah banjir lagi, Kamis (7/1) malam. Sebelumnya, di kawasan tersebut air sudah mulai surut dan tidak membanjiri kawasan itu pada Rabu (6/1). Namun, hal itu hanya dirasakan beberapa jam saja.
“Surut sebentar, hujan lebat kemarin air kembali naik hingga setinggi lutut di dalam rumah,” kata Sukiman saat ditemui wartawan di depan rumahnya, Jumat (8/1/2021).
Menurut dia, banjir melanda kawasan Desa Tempuran sejak 2 Januari 2021 lalu. Banjir disebabkan sampah yang menyangkut di saringan sungai watu dakon.
“Saringan terlalu kecil, pembangunannya juga didepan (sebelum) dam sipon,” tegasnya.
Meski banjir Sukiman, bersama istrinya, Kariati (60) memilih untuk bertahan dan tidak mengungsi ke tempat yang setidaknya lebih aman dari banjir.
“Banjir kemarin istri mengungsi di rumah saudara. Baru kemarin kembali ke rumah karena sudah surut, sekarang banjir lagi,” ujarnya.
Akibat banjir yang merendam rumahnya Sukiman dan istrinya tidak bisa memasak dan mandi. Ia hanya mengandalkan makan nasi bungkus dan cuci muka dengan air bersih dari bantuan pemerintah. “Sehari dapat 2 bungkus nasi, itu pagi sama sore. Kalau mandi ya kadang di rumah tetangga, ini sudah ada tiga hari tidak mandi,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Lasio (75), banjir susulan itu terjadi begitu cepat. Padahal dia baru saja membersihkan rumahnya akibat banjir yang pertama.
“Belum satu hari bersih-bersih rumah, sudah banjir lagi,” cetusnya.
Lasio dan Sukiman berharap pemerintah segera mencari solusi untuk mengatasi banjir yang melanda Desanya.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, M Zaini mengatakan, penyebab banjir yang kembali menggenangi pemukiman warga disebabkan tanggul dan normalisasi di sungai Avor yang dilakukan BBWS tak kunjung selesai.
“Penyebabnya bukan satu-satunya saringan di sungai Watu dakon. Yang lebih urgen adalah tanggul dan normalisasi belum selesai oleh BBWS,” jelasnya.
Lebih lanjut Zaini menegaskan, alat berat juga diterjunkan untuk mengangkat sampah yang menyangkut di saringan dam Sipon.
“Yang di penyaringan nantinya ada alat untuk mengangkat sampah yang terjaring sehingga tidak masuk dam Sipon,” tandasnya.(den/gan)