MOJOKERTO, Xtimenews.com – Menata konsep untuk mewujudkan kawasan ekonomi segitiga emas akan dilakukan pasangan cabup-cawabup Mojokerto nomor urut 2 Yoko Priyono-Choirun Nisa (Yoni). Pengembangan segitiga emas meliputi kawasan yang menjadi pusat perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri.
Rencana ini disampaikan Cabup Yoko saat belusukan ke 3 Desa di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Yakni ke Desa Trawas, Ketapanrame dan Kesiman.
“Sejak tahun 2002 saat saya di Bappeda, saya membuat perencanaan untuk membangun segitiga emas. Yaitu Kecamatan Trawas sebagai pusat pariwisata gandeng dengan Pacet, Mojosari menjadi pusat perdagangan dan jasa, Ngoro sebagai pusat industri,” kata Yoko, Rabu (18/11/2020).
Namun setelah 18 tahun berlalu, segitiga emas kawasan ekonomi yang meliputi pusat pariwisata, perdagangan dan jasa, serta industri itu tidak kunjung diwujudkan para Bupati Mojokerto sebelumnya. Terbukti, Kecamatan Pacet dan Trawas yang mempunyai banyak potensi wisata masih tertinggal dari Kota Batu.
Puluhan perusahaan justru hengkang dari Kecamatan Ngoro. Perdagangan dan jasa di ibu kota kabupaten, Kecamatan Mojosari belum berkembang signifikan. Bahkan, Kabupaten Mojokerto sampai saat ini tidak mempunyai kantor pemerintahan dan alun-alun sendiri.
“Janji saya tidak selangit. Pengalaman saya di pemerintahan sudah 34 tahun, saya mengalami kepemimpinan 6 bupati. Dalam membuat program, selalu saya hitung sesuai kekuatan anggaran pemerintah daerah,” terang Yoko.
Setelah matang dan berpengalaman mengurus pemerintahan, Yoko memilih pensiun dini dari pegawai negeri sipil (PNS). Cabup nomor urut 2 ini menggandeng Nisa yang juga berpengalaman menjadi Wabup Mojokerto periode 2010-2015. Nisa juga dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren dan anggota Dewan Pendidikan Jatim.
Kini Yoko-Nisa bakal mewujudkan segitiga emas kawasan ekonomi Kabupaten Mojokerto jika terpilih menjadi Bupati dan Wabup Mojokerto periode 2021-2025. Pembangunan pariwisata di Pacet dan Trawas bakal dipercepat dengan mengundang para investor. Karena pembangunan bakal lambat jika hanya mengandalkan kekuatan APBD.
Untuk menunjang Trawas sebagai kawasan pariwisata, Yoko juga akan membangun lintasan balap (sirkuit) otomotif. Sehingga kaum milenial yang hobi balap liar bisa menyalurkan bakatnya tanpa membahayakan pengguna jalan dan dirinya sendiri.
Investasi juga bakal banyak didatangkan untuk mengembangkan kawasan industri Kecamatan Ngoro. Yaitu melalui salah satu program andalan Yoni, pelayanan izin usaha gratis dan memberi kepastian hukum bagi para investor. Pusat pemerintahan dan alun-alun akan dipindahkan ke Kecamatan Mojosari yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Mojokerto.
“Maka program saya nanti, izin usaha gratis di sektor apapun dengan catatan yang bekerja harus orang Mojokerto. Untuk memastikan itu terlaksana, akan kami ikat dengan peraturan bupati,” jelasnya.
Program menarik investasi sebanyak-banyaknya ke Kabupaten Mojokerto digulirkan Yoko-Nisa untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Karena menurut Yoko, dari sekitar 12.500 lulusan SMA/SMK per tahun, hanya 20-30 persen saja yang bekerja. Itu belum termasuk pengangguran dari lulusan sarjana.
Sehingga banyaknya pabrik baru yang berdiri nanti bakal menyerap pengangguran di Kabupaten Mojokerto. Ditambah lagi program Yoko-Nisa berupa bantuan modal usaha untuk pemuda karang taruna Rp 50 juta per desa.
“Anak-anak muda yang tidak suka bekerja di pabrik kami beri pelatihan kewirausahaan. Sehingga mereka menjadi pebisnis yang mandiri,” tegasnya.
Untuk itu, Yoko berharap masyarakat Kabupaten Mojokerto tidak salah memilih pada 9 Desember nanti. “Karena sekali salah pilih, taruhannya 5 tahun ke depan akan semakin banyak pengangguran. Semoga Yoko-Nisa tanggal 9 Desember terpilih sebagai Bupati dan Wabup Mojokerto,” pungkasnya.(den/gan)