MOJOKERTO, Xtimenews.com – Ular kobra merupakan salah satu jenis ular yang paling ditakuti karena bisanya yang sangat beracun. Secara umum, terdapat dua jenis racun di dalam bisa ular, yaitu neurotoksin dan hemotoksin.
Namun tidak bagi cak Bulus, warga Dusun Tunggul Moro, Desa Kutoporong, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
“Empedu ular bisa menurunkan demam, meningkatkan fungsi paru, dan menjaga kesehatan jantung,” kata cak Bulus, Selasa (16/6).
Ya, pria yang nama aslinya Muhammad Arifin (43) sudah bertahun-tahun menggeluti dunia reptil. Menjadi pengusaha ular, biawak, bekicot dan sejenisnya sudah menjadi mata pencahariannya. Memang dia menggeluti jenis usaha yang tidak biasa. Yakni, menjual empedu ular kobra yang sudah dikeringkan dan empedu biawak. “Banyak yang berlangganan empedu ular kobra. Mereka ambil di rumah. Ada yang sekaligus minum di rumah saya. Ada yang beli sudah kering. Katanya sih untuk menjaga stamina,” kata dia.
Bagi Cak Bulus ular kobra bisa mendatangkan keuntungan besar sampai puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Cak Bulus mendapatkan ular berbisa dari pemburu ular dari wilayah Mojokerto, Jombang dan Probolinggo dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per ekor.
“Biasanya empedu ular kobra dikonsumsi untuk jamu. Khasiatnya ya cukup banyak,”
Arifin menambahkan, khasiat empedu dan darah ular kobra dipercaya bisa mengobati penyakit rematik, liver, ginjal, kencing manis, jantung lemah, asma, vitalitas pria dan banyak lagi.
Pria dengan tiga anak itu menjagal ular kobra di ruangan berukuran 2 kali 2 meter yang berada di area belakang rumahnya.
“Hanya empedu dan darah kobra yang banyak dibeli. Kalau kulit bisa dikeringkan dan dagingnya dibuang,” jelasnya.
Menurut suami dari Ari Triyanengsih, pembeli bisa membeli empedu ular kobra dengan kondisi mentah atau sudah dalam keadaan kering.
“Saya jual satu empedu dengan harga Rp 25 ribu. Saya juga jual empedu kobra yang sudah kering ke Surabaya satu kilogram senilai Rp 10 juta. Pembelian dari Mojokerto, Malang dan Surabaya,” ungkapnya.
Arifin sudah menggeluti jagal ular kobra ini sudah berjalan selama 6 tahun terakhir. Dirinya dibantu 3 karyawan saat menjagal ular kobra.
“Saya menjalani pekerjaan ini sudah enam tahun. Awalnya saya ikut juragan di Krian, lalu saya membuka sendiri pekerjaan yang beresiko tinggi ini. Saat mengambil ular saya memakai sarung tangan, lalu kepala ular dipegang kemudian dipotong pakai gunting,” bebernya.
Masih kata Arifin, jika konsumen yang tidak terbiasa mengonsumsi empedu mentah bisa meminum empedu kering dengan cara dimasukkan ke kapsul kosong.
“Empedu dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari tapi jika di oven satu hari. Cara mengonsumsi bisa langsung dikonsumsi mentah dicampur dengan madu murni. Tapi bisa juga dikonsumsi yang kering dimasukkan ke kapsul kosong,” tukasnya.
Arifin menyebut, dirinya pernah digigit ular kobra. Saat digigit, ia mengobati sendiri dengan cara menghisap darahnya memakai mulut lalu meminum empedu ular kobra.
“Setelah meminum empedu ular kobra saya juga menempelkan pusaka keris peninggalan kakek yang dulu juga pemburu ular,” tegasnya.
Pria yang cukup nyentrik ini bisa meraup keuntungan mencapai Rp 20 juta dari bisnis jagal ular kobra, bekicot dan biawak.
“Sudah banyak yang sembuh, kebanyakan mereka yang mengeluh kurang lama saat berhubungan suami istri,” pungkasnya.(den/gan)