MOJOKERTO, Xtimenews.com – Struktur purbakala pada zaman Majapahit kembali ditemukan di Kabupaten Mojokerto. Temuan baru ini berada di Dusun Grogol, Desa Dukuhngarjo, Kecamatan Jatirejo.
Struktur purbakala itu ditemukan di lahan yang dikelola warga setempat untuk kerajinan bata merah.
Sruktur purbakala yang baru ditemukan berupa umpak berukuran 74 x 74 x 54 cm. Bangunan ini tersusun dari bata merah kuno yang masing-masing berdimensi 34 x 20 x 5 cm. Di sebelah selatannya juga ditemukan 2 umpak dari bata merah berukuran 60 x 60 cm.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, struktur dari bata merah yang ditemukan para perajin bata merah berupa umpak.
“Selain itu juga ditemukan pecahan tembikar sisa jambangan atau wadah air, ukel atau hiasan pinggir atap rumah, genteng, kendi, porselin atau keramik,” katanya, saat meninjau temuan baru di situs Grogol.
Menurut dia, situs Grogol merupakan sisa permukiman kaum bangsawan pada masa Majapahit. Fragmen keramik atau porselin yang ditemukan di situs ini berasal dari Dinasti Yuan dan Ming yang berkuasa di China pada abad ke 14 dan 15 masehi.
“Dari situ kami perkirakan permukiman ini satu masa dengan kota raja Majapahit. Temuan ini mencirikan kompleks permukiman bangsawan. Adanya sisa-sisa perabotan berbahan porselin atau keramik kita bisa menduga ini sisa permukiman orang kaya atau menengah ke atas. Karena dari segi harga sangat mahal pada masa itu,” terangnya.
Perkiraan itu, lanjut Wicaksono, juga dikuatkan dengan temuan ukel atau hiasan pinggir atap rumah yang hanya ada pada rumah kaum bangsawan zaman Majapahit. Hunian di situs Grogol juga diperkirakan berukuran besar berdasarkan sebaran umpaknya.
“Pola bangunan ini besar sekali. Satu rumah biasanya terdiri dari 30-36 umpak tambahan mengelilingi 4 umpak untuk soko guru. Hunian masyarakat biasa rata-rata 3 x 5 meter persegi,” ungkapnya.
Situs Grogol, kata Wicaksono, diperkirakan seluas 500 meter persegi. Dia mencatat terdapat 13 titik struktur purbakala yang ditemukan tahun 2019. Belasan struktur itu berupa lantai bata merah, dinding, lantai batu koral kombinasi dengan bata merah dan umpak. Menurut dia, temuan terdahulu itu sudah pernah diekskavasi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Jakarta pada Agustus 2019.
“Ada temuan lainnya sebarannya di area sekitar 500 meter persegi. Perkiraan kami berupa kompleks bangunan. Sayang sekali beberapa struktur rusak karena ketidaktahuan masyarakat,” tandasnya.(den/gan)