Selasa, Oktober 15, 2024
BerandaIndexEkonomiPanen Raya, Harga Cabai Rawit Merana, Petani Pasrah

Panen Raya, Harga Cabai Rawit Merana, Petani Pasrah

Petani cabai asal Banyulegi saat memanen cabai rawit merah yang harganya terjun bebas.

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Harga cabai rawit terjun bebas di tengah musim panen raya. Para petani cabai pun hanya bisa pasrah melihat tanaman mereka dihargai sangat murah.

Hal ini yang dialami para petani di wilayah Kabupaten Mojokerto. Bila pada musim lalu, harga cabai rawit merah bisa menyentuh harga Rp 20.000-30.000 per kg di kalangan petani, maka tahun ini harganya hanya Rp 6.000-8000 per kg. Turun drastis, sehingga membuat petani banyak yang merana.

Bathi (48), petani asal Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong menyebut, anjloknya harga cabai ini menjadi yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

“Tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Tapi ya mau bagaimana lagi, kalau gak dipanen, justru busuk dan pasti tambah rugi,” ujarnya, saat ditemui di lahan pertaniannnya.

Stok cabai rawit yang melimpah di Pasar Tanjung, Mojokerto

Hal ini juga dibenarkan petani cabe asal Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Yanto (42). Menurutnya, turunnya harga cabai rawit kali ini disebabkan oleh banyaknya cabai yang beredar di luar Mojokerto.

“Hampir seluruh wilayah kan juga panen raya. Jadi, harganya terjun bebas. Kalau stock melimpah di kalangan tengkulak, otomatis mereka juga tidak mau ambil resiko cabainya busuk,” jelasnya.

Sementara itu, hal serupa juga dikeluhkan pedagang cabai di Pasar Tanjung, Kota Mojokerto. Saat ini, pedagang hanya bisa menjual komoditas cabai dengan harga berkisar antara Rp 14.000-16.000 per kg. Beberapa bahkan mengaku libur sementara lantaran takut mengalami kerugian.

“Tidak bisa mengambil banyak dari harga yang sudah ditetapkan. Karena stok melimpah, kadang banyak yang busuk. Kalau sudah seperti itu, kami memilih tidak berjualan karane takut rugi,” ujar Irawan (27), seorang pedagang cabai di Pasar Tanjung, Kamis (4/4/2019).

Merosotnya harga cabai musim ini memang terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Timur. Penyebannya, karena stok cabai yang melimpah, sementara permintaan tetap, sehingga harganya pun anjlok. Beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Probolinggo, Jember, Mojokerto, Kediri, hingga Blitar juga mengalami hal serupa. (joe/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments