Jumat, November 22, 2024
BerandaPemerintahanKenang Jasa Para Pahlawan, Warga Mojokerto Menggelar Upacara HUT RI ke 74...

Kenang Jasa Para Pahlawan, Warga Mojokerto Menggelar Upacara HUT RI ke 74 di Dalam Sungai

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Upacara bendera HUT ke 74 Republik Indonesia yang biasanya digelar di lapangan terbuka, di sini warga Kelurahan Prajuritkulon, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto justru menggelar upacara bendera merah putih di dalam Sungai Brangkal.

Puluhan peserta upacara yang terdiri dari unsur karang taruna harus masuk ke dalam air sungai selama proses upacara bendera merah putih berlangsung. Peserta juga menggenakan baju atasan warna merah.

Upacara dimulai tepat pukul 07.20 WIB. Pengibaran bendera merah putih juga dilakukan di dalam sungai pada tiang yang terbuat dari bambu yang ditanam di dasar Sungai Brangkal.

Pengibaran bendera pusaka berlangsung khidmat dengan iringan lagu Indonesia Raya dari regu paduan suara.

Gunawan tokoh masyarakat yang saat itu juga menjadi inspektur upacara mengatakan, tujuan dilakukannya upacara di dalam sungai ini selain untuk mengenang jasa para pahlawan juga untuk mengajak warga untuk bersama-sama menjaga lingkungan.

“Kami menggelar upacara di sungai untuk memberi pendidikan ke masyarakat bahwa lingkungan atau wilayah air sungai perlu dirawat. Ini terapi halus agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai,” kata Gunawan, Sabtu (17/8/2019).

Menurut Gunawan, upacara di sungai ini untuk mengenang perjuangan rakyat Prajurit Kulon melawan penjajah. Menurut cerita turun temurun Sungai Brangkal menjadi garis perlawanan dan pertahanan rakyat melawan kolonial Belanda maupun Jepang sebelum Indonesia merdeka.

“Di sisi selatan, Gg I yakni Jembatan Tribuana dulu dijadikan tempat perundingan penjajah dan pejuang khususnya warga Prajuritkulon. Nilai sejarah sangat bagus sehingga perlu dirawat dan dijaga bersama-sama. Sekaligus memberikan pendidikan bawasan sungai perlu dirawat,” paparnya.

Jika kondisi air Sungai Brangkal dalam keadaan tenang lantaran pintu air di Rolak 9 ditutup. Ini bukan karena adanya upacara bendera merah putih yang digelar warga Prajuritkulon, namun memang untuk mengairi sawah di wilayah yang kekeringan.

“Harapan upacara digelar di sungai, agar pesan tersampaikan untuk menjaga kelestarian di wilayah kita masing-masing minimal di daerah kita. Karena menjaga sungai adalah tanggungjawab bersama. Sampah di sungai sini sudah terkurangi karena ada bantuan gerobak sampah,” tuturnya.

Sampah yang tersisa di Sungai Brangkal bukan dari warga sekitar namun sampah buangan dari orang yang lewat. Dengan moment upacara bendera merah putih di Sungai Brangkal, Gunawan berharap bisa menyampaikan pesan untuk menjaga lingkungan minuman di lingkungan sendiri.

“Sungai Brangkal tidak hanya melintasi wilayah Prajuritkulon saja namun ada beberapa daerah. Lintas sektoral, artinya pemkot dan pemkab (Mojokerto, red) harus kerjasama. Percuma kalau hanya pemkot saja berusaha maksimal menjaga kebersihan tapi pemkab tidak,” tandasnya.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments