SIDOARJO, Xtimenews.com – Tragedi lumpur lapindo sudah 15 tahun menggenang sebagian wilayah Kecamatan Porong, Sidoarjo. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan di desa sekitar.
Desa Gempolsari menjadi salah satu desa terdekat yang merasakan dampak pencemaran lingkungan karena semburan lumpur. Sumber air di desa tersebut keruh dan terasa asin, selain itu udara di wilayah itu juga tidak sehat.
Choirul Anam selaku Ketua Rt 11, Rw 3 mengatakan, dampak pencemaran lingkungan akibat tragedi lumpur sudah dirasakan warga sejak 12 tahun lalu.
“Tiga tahun setelah tragedi lumpur lapindo dampak pencemaran lingkungan mulai kami rasakan. Airnya sangat tidak layak di konsumsi,” ucap Choirul Anam, Sabtu (29/5/2021).
Kembali dikatakan Choirul Anam, air di desanya sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Sangat pedih jika terkena mata, tidak bisa digunakan untuk mencuci karena tidak berbusa ketika di sabun bahkan, untuk mandi pun juga tidak layak.
Sejauh ini, Choirul sudah menyampaikan keluhan warganya kepada pemerintah setempat namun yang didapat hanya janji. Dirinya juga mengaku selama ini warga Desa Ngampelsari tidak pernah mendapat bantuan sama sekali.
“Kami sudah menyampaikan keluhan kepada pemerintah desa maupun Lembaga PPLS namun hanya janji saja yang kami dapat,” ungkapnya di lokasi.
Menanggapi hal tersebut, sebuah komunitas sosial yang menamakan diri mereka Kecil Bergerak Indonesia memberikan solusi sederhana berupa air bersih kepada warga Gempolsari.
Koordinator Kecil Bergerak Indonesia, Ardi Kurniaji mengatakan, ada 4 tandon air dan 7500 liter air bersih yang disumbangkan untuk warga Desa Ngampelsari. Selanjutnya sumbangan air bersih akan dikirim rutin selama seminggu sekali oleh pihak komunitas Kecil Bergerak Indonesia.
“Warga disini ternyata hidup dengan air yang asin dan keruh karena pengaruh dari lumpur. Maka, Kita memberi solusi kecil kecilan melalui tandon air bersih kita kirim rutin satu tahun ke depan,” jelas Ardi. (vin/den/gan)