MOJOKERTO, Xtimenews.com – Wiwik Nur Astutik (37) Ibu kandung Ananda Putra Wiyanto alias Nanda (18) menceritakan kronologi sebelum anak pertamanya meninggal dunia. Ia merasakan ada kejanggalan pada kematian pria yang berprofesi sebagai pegawai kafe tersebut.
Wiwik mengatakan, Nanda baru tiga hari bekerja sebagai pegawai administrasi kafe Gama di wilayah Kecamatan Pacet. Seperti biasa pada Sabtu 26 Desember 2020 pagi, Nanda berangkat kerja dari rumahnya yang ada di Dusun Soso Desa Cepoko Limo, Kecamatan Pacet.
Malam harinya Nanda berpamitan kepada Ibunya jika akan menginap di tempat bosnya yang disebut mess di wilayah Desa Jasem Kecamatan Ngoro. Saat itu Nanda berangkat bersama satu mobil dengan bos pemilik kafe yang bernama GM, selain itu juga satu mobil dengan 2 orang perempuan dan 1 pria teman bosnya yang tidak dikenal dengan Nanda. Melalui pesan whatsapp (WA) Nanda mengirimkan foto kepada ibunya.
“Untuk menyakinkan saja kalau naik mobil sama bosnya. Karena memang saya larang kalau ke Ngoro naik motor,” katanya.
Motor milik Nanda saat itu ditinggal di kafe tempat dia bekerja. Pagi harinya Minggu 27 Desember 2020 pagi, Nanda memberikan kabar jika akan berangkat kerja seperti biasa. Namun, tiba-tiba sekitar pukul 13.00 WIB, Ibu Nanda mendapatkan kabar buruk dari bos kafe tempat putranya bekerja.
“Jam 1 siang ada kabar dari bosnya, katanya Nanda sedang dirawat di RSUD Sidoarjo. Bilangnya anaknya habis kecelakaan,” ujarnya.
Mendapatkan kabar tersebut, Wiwik bergegas melihat kondisi Nanda di RSUD Sidoarjo. Saat itu Nanda dalam kondisi koma dengan luka di kepala bagian belakang. Operasipun dilakukan saat itu juga.
Sementara GM (bos kafe) yang memberikan kabar tidak ada di RSUD. Saat itu hanya ada ibu dan kakak GM.
“Malamnya itu di operasi, karena ada pembekuan darah di kepalanya. Setelah itu Nanda dalam kondisi koma selama satu Minggu,” cetusnya.
Nanda tak sadarkan diri selama enam hari setelah menjalani operasi. Pada Minggu (3/1) ia meninggal dunia, saat itu juga Nanda dimakamkan di TPU tempat tinggal Nanda.
KEJANGGALAN KELUARGA NANDA:
Keluarga Nanda merasa ada kejanggalan terhadap kematian pria lajang tersebut. Kejanggalan itu muncul saat handphone milik Nanda tidak ditemukan.
“Kecurigaan saya ponsel anak saya hilang, pemilik kafe yang menjemput anak saya juga menghilang setelah anak saya meninggal. Dia tidak mau memberi penjelasan penyebab anak saya terluka sampai meninggal,” terang Wiwik.
Ayah kandung Nanda mencoba menghubungi GM, ia terus mengejar meminta penjelasan dari GM, penyebab luka di kepala Nanda. GM bersikukuh tidak mau menemui kedua orang tua Nanda.
“Kejanggalan itu semakin kuat. GM sempat menjelaskan saat telpon itu katanya nanti biar Nanda sediri yang menjelaskan kalau Sadar, saat itu Nanda masih koma belum meninggal. Lama-lama malah menghilang,” bebernya.
Kejanggalan itu membuat keluarga Nanda semakin penasaran dengan penyebab kematian Nanda, sehingga keluarga membuat pengaduan ke Polres Mojokerto pada Senin (4/1). Polisi pun membongkar makam korban satu hari setelahnya untuk autopsi.
“Jenazah anak saya langsung diautopsi di tempat oleh tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Porong. Saya rela makam anak saya dibongkar supaya dia mendapatkan keadilan,” tandasnya.
POLISI KINI MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN MEMERIKSA BEBERAPA SAKSI:
Polisi Polres Mojokerto masih menyelidiki misteri kematian Ananda Putra Wiyanto alias Nanda (18) pria asal Dusun Soso Desa Cepoko Limo Kecamatan Pacet, Mojokerto yang diduga menjadi korban penganiayaan hingga meninggal dunia.
Setelah membongkar makam almarhum, polisi juga memeriksa beberapa saksi untuk mengetahui penyebab kematian Nanda.
“Hasil autopsi kita masih menunggu dari dokter forensik RS Bhayangkara Pusdik Shabara Porong. Kita juga memeriksa beberapa saksi, yakni teman korban dan tempat dia bekerja,” kata Rifaldy.
Lalu, apakah hal itu menyiratkan dugaan Nanda merupakan korban penganiayaan yang menyebabkan korban meningga? Rifaldy enggan berspekulasi. Yang pasti, pihaknya sedang berupaya keras menguak tabir tewasnya pria lajang yang baru bekerja sebagai karyawan kafe di wilayah Kecamatan Pacet tersebut.(den/gan)