MAMASA (Sulbar), Xtimenews.com – Tindakan pengusiran wartawan, yang terjadi di Posko Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mamasa, menuai kecaman dari lembaga pers.
Salah satu lembaga yang memberikan pernyataan terkait insiden tersebut adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Kabupaten Mamasa, Andi Waris Tala.
Dia juga sangat menyayangkan, jika benar terjadi pengusiran terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik.
“Apanya yang harus dirahasiakan dalam pertemuan tersebut dan saya sangat menyayangkan prilaku oknum Protokoler atau Humas Kabupaten Mamasa tersebut,” tegas Andi, Kamis (23/4/2020).
Menurutnya, wartawan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah undang-undang pers dan bekerja secara profesional dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat luas
Ditegaskannya lagi, secara khusus dalam penanganan Covid-19, pemerintah pusat juga menyampaikan agar membuka informasi seluas-luasnya terkait penanganan dan pencegahannya.
“Hal ini dilakukan, agar masyarakat mengetahui perkembangannya dan tidak panik, begitu saja! “terang Andi.
DIa justru mempertanyakan maksud Pemerintah Daerah (Pemda), mengadakan pertemuan membahas wabah covid-19, kemudian ditutup-tutupi dengan tidak memberikan akses kepada awak media untuk melakukan peliputan
“Ada apa? Kenapa mesti ditutup-tutupi!
“sontaknya.
Dia juga meminta, agar pihak-pihak yang menghalang-halangi awak media untuk melakukan peliputan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di Kabupaten Mamasa.
“Bagian protokoler Kabupaten Mamasa, wajib belajar dan mamahami tugas dari pers, dimana dalam menjalankan profesinya juga bekerja berdasarkan Kode Etik Jurnalistik (KEJ),” beber Andi. (son/den/gan)
