MOJOKERTO, Xtimenews.com – Nasib kurang beruntung dialami bayi laki-laki bernama Naufal Putra Aditya, pasangan Risky Junianto dan Nanik Mariyati ini terlahir tidak sempurna yakni tidak memiliki saluran pembuangan atau anus.
Diceritakan Nanik, putra keduanya itu mulanya dilahirkan di bidan desa yang ada di Dusun Bekucuk Desa Tempuran Kecamatan Sooko, Mojokerto pada Rabu (06/11/2019) lalu, secara normal.
Awalnya ia sama sekali tidak mengetahui, bila sang buah hati terlahir dalam kondisi cacat.
Bidan yang membantunya saat melakukan proses persalinan pun sama sekali tidak menginformasikan kondisi tersebut.
Akhirnya, dengan perasaan gembira dan tanpa kecurigaan sedikitpun, Nanik beserta sang suami langsung membawa putranya pulang ke rumah.
“Tahunya saya waktu itu anak saya tidak mau bangun dan minum saat malam hari usai pulang dari bidan. Sampai siang harinya juga tidak mau minum, muntah terus. Akhirnya dilihat sama bidan. Dan kata bidan anak saya tidak mempunyai anus,” kata Nanik, ibunda Naufal kepada wartawan saat ditemui dirumahnya yang ada di Lingkungan Randegan, Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari kota Mojokerto, Selasa (10/12/2019).
Saat mengetahui bayi kesayangannya lahir tanpa anus, Nanik dan suaminya langsung membawa anaknya ke RSUD RA Basuni Kecamatan Gedeg Mojokerto. Melihat kondisi bayi Naufal, oleh rumah sakit disarankan untuk dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya.
“Saat itu saya bawa ke RSUD RA Basuni Kecamatan Gedeg. Namun, kami disarankan untuk membawa anak saya ke RSUD dr Soetomo, Surabaya karena tidak ada yang berani,” tegasnya.
Di usai yang masih 3 hari pada tanggal 8 November 2019 malam Naufal dibawa oleh kedua orang tuanya ke RSID dr Soetomo Surabaya untuk dilakukan operasi pembuatan saluran pembuangan sementara di perutny yang sebelah kiri.
“Naufal sudah operasi pertama pembuatan saluran pembuangan sementara, Jum’at malam satu bulan yang lalu tanggal 08 November di RSUD dr Soetomo Surabaya,” jelasnya.
Pasca-operasi, kata dia, kondisi Naufal kini berangsur membaik. Namun sejak dibuatkan saluran pembuangan sementara, Naufal setiap harinya hingga saat ini harus mengunakan kantong colostomi untuk buang kotoran setiap hari hanya lewat lubang buatan di perutnya.
“Setiap hari pakai kantong ini, kadang satu hari habis 2 kantong. Kalau harganya Rp 68 ribu 1 kantongnya,” terang Nanik.
Nanik menambahkan, ia akan membuatkan saluran pembuangan permanen pada anaknya saat usianya sudah menginjak usia 6 bulan.
“Saat ini belum bisa kata Dokter karena usianya. Namun nanti kalau sudah menginjak usia 6 bulan baru bisa dibuatkan anus permanen,” tandasnya.(den/gan)