KOTA PALU (Sulteng), Xtimenews.com – Polda Sulteng memberi apresiasi langkah yang dilakukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) “Datokarama” Palu yang menyelenggarakan diskusi ilmiah tentanh radikalisme, yang nantinya diharapkan dapat menjadi fikter terhadap doktrin atau ajaran radikalisme yang akan masuk dikalangan kampus.
“Saya atas nama Kapolda Sulteng memberi apresiasi atas pelaksanaan diskusi ilmiah yang digelar IAIN Palu ini,” kata Wadirintelkam Polda Sulteng AKBP Suliono saat menghadiri sekaligus sebagai nara sumber dalam acara diskusi ilmiah bulanan “Walimanis” di aula Kampus IAIN “Datokarama” Palu, kemarin (9/10).
Diskusi ilmiah yang digelar atas kerjasama Pengurus Pusat Yayasan “Walimanis” dengan Lembaga Pers mahasiswa Qalamun IAIN Palu ini mengangkat tema “radikalisme menyasar Perguruan Tinggi, seperti apa masa depan Indonesia, dan masa, yang akan datang”. Menghadirkan nara sumber Wadirintelkan Polda Sulteng AKBP Drs. Suliono, Wakil Rektor IAIN Palu Dr. H. Abidin Djafar, Dekan Fakultas Usludin IAIN Palu Dr. H. Lukman S. Tahir dan Ketua Prodi S3 Pendidikan Agama Islam IAIN Palu Dr. Ali Hafiz.
Dalam paparannya, Wadirintelkam Polda Sulteng mengatakan, tujuan kelompok radikal di Indonesia untuk menciptakan konflik antar sesama anak bangsa yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara serta sistem demokrasi di Indonesia dengan ideologi khilafah. Ciri-ciri orang yang sudah terpapar dengan paham radikalisme bersifat intoleransi dan fanatik. Metode dan pola yang digunakan dalam penyebaran paham radikalisme dilakukan melalui buku, website, media sosial (medsos), pengajian, diskusi dan perkawinan.
“Tujuan utama mereka menyebar paham radikal untuk menciptakan konflik antar sesama anak bangsa,” tegasnya.
Wadirintelkam memberi acungan jempol kepada IAIN Palu, sebagai salah satu perguruan Tinggi di Sulteng yang senantiasa berupaya membentengi para mahasiswanya agar tidak terpapar dengan ajaran kelompok radikal.
“Salut terhadap IAIN Palu yang selalu berupaya untuk membentengi para mahasiswanya dari pengaruh paham radikal dengan cara aktif menggelar diskusi ilmiah bulanan Walimanis agar tidak terpapar dengan paham radikal,” ujarnya.
Pada bagian lain Suliono menegaskan, sebagai agen perubahan, mahasiswa harus mewaspadai kelompok radikal yang terus menyasar Perguruan Tinggi. Mahasiswa harus bisa berfikir kritis agar tidak mudah terpapar terhadap paham yang bertentangan dengan nilai Pancasila.
“Waspada, karena saat ini kelompok radikal merubah haluannya dengan menyasar kampus untuk mengembangkan ajaran dan ideologi yang diinginkan,” tandasnya. (lestari/bas/gan)