SIDOARJO, Xtimenews.com – Ratusan buruh yang tergabung dalam aksi demo tolak omnibuds law melampiaskan kekecewaan mereka terhadap keputusan pemerintah mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja yang dinilai merugikan kaum buruh.
Aksi buruh yang terjadi pada Selasa (6/10/2020) siang itu menunjukkan kekecewaan serta kemarahan kaum buruh terhadap wakil rakyat yang seharusnya mensejahterakan masyarakat, bukan malah merugikan.
Mereka berorasi di depan kantor DPRD Kabupaten Sidoarjo sambil menunjukan kata-kata kasar dan kotor yang mereka tulis sendiri pada selembar kertas. Bahkan para demonstran tidak segan menempelkan tulisan tersebut di pagar depan kantor DPRD Sidoarjo.
Merespon hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo H. Usman memakluminya. Usman menganggap hal tersebut sebagai ungkapan kekecewaan masyarakat atas keputusan pemerintah terkait disahkanya Undang – Undang Cipta Kerja.
“Saya pikir tidak ada masalah, itu merupakan bentuk ungkapan kekecewaan mereka yang penting di Sidoarjo tidak sampai terjadi anarkisme,” kata Usman usai menemui demonstran.
“Tidak seperti di daerah lain, lanjutnya Alhamdulillah di Sidoarjo aman dan kondusif demo tadi berjalan lancar tanpa anarkis,” tambah Usman.
Usman menilai kejadian ini sebagai masalah skala Nasional maka, tidak perlu dilebih-lebihkan. Pihaknya juga menyampaikan siap mengawal tuntutan buruh untuk mencabut Omnibuds law UU cipta kerja hingga ke istana kepresidenan.
“Sudah dibuat kesepakatan antara forkopimda dengan perwakilan serikat pekerja untuk menyepakati beberapa hal diantaranya menolak RUU Omnibuds law tentang cipta kerja, dengan begitu akan kami sampaikan kepada si pembuat Undang – undang itu tadi,” paparnya.
Kembali dikatakan Usman “Kami akan memahamkan bahwa kewenangan daerah hanya sebatas menampung aspirasi. Dan selanjutnya mengawal hal Ini untuk dijadikan pertimbangan,” akhir Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo tersebut.(vin/den/gan)