Senin, Desember 2, 2024
BerandaPemerintahanBKKBN Bersama Pemprov Jatim Maksimalkan Program Keluarga Berencana Ditengah Pandemik Covid

BKKBN Bersama Pemprov Jatim Maksimalkan Program Keluarga Berencana Ditengah Pandemik Covid

SIDOARJO, Xtimenews.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kantor Wilayah Jatim bekerjasama dengan Pemprov Jatim menggelar penyuluhan program keluarga berencana yang belakangan ini sempat terganggu pelayanannya lantaran wabah covid.

Hal ini dinilai sangat penting dilakukan melihat sebagai dampak dijalankanya program PSBB beberapa waktu lalu oleh pemerintah sehingga menyebabkan meningkatnya aktivitas seksual ketika dirumah saja.

Kepala Kanwil BKKBN Jatim Teguh Santoso mengatakan pihaknya menyiapkan 2 ribu tenaga penyuluh yang siap untuk melakukan observasi kepada masyarakat secara langsung.

“Melakukan kunjungan kepada keluarga dengan tetap menjalankan prokes, menyadarkan keluarga untuk menjalankan prokes sambil mengingatkan program KB,” ucap Teguh usai acara Rabu, (30/9/2020).

Dalam kesempatan ini Teguh berpesan untuk mengatur kehamilan jika memungkinkan, bahkan jika dirasa mampu lebih baik ditunda hingga kondisi benar-benar aman dari wabah covid. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan yang bisa saja terjadi kepada ibu hamil maupun janin.

“Karena ibunya harus sehat janin juga harus sehat, jadi harus benar-benar direncanakan bagi yg ingin hamil tapi kalau bisa ditunda malah lebih baik,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan untuk memaksimalkan peran tenaga penyuluh KB, Pemprov Jatim membagikan 40 ribu masker melalui tenaga penyuluh. Bahkan Pemprov Jatim juga melakukan koordinasi dengan berbagai instansi agar program KB bisa berjalan maksimal meskipun ditengah pandemik.

“40 ribu masker melalui tenaga penyuluhan KB untuk dibagikan kepada masyarakat. Program KB disini adalah untuk mengatur anak bukan membatasi anak,” kata Khofifah.

Khofifah berharap melalui program ini Kanwil BKKBN Jatim bisa menurunkan resiko stunting dan kematian ibu atau janin saat melahirkan. Dengan meningkatkan pelayanan program keluarga berencana dan menekan angka pernikahan dini.

“Kita mulai menyambung berbagai instansi vertikal yang secara kontinu melakukan kunjungan lapangan dengan berbagai program,” terangnya. (vin/den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments