Jumat, November 22, 2024
BerandaIndexPeristiwaGeger Wabah Corona, Pengusaha Sari Rempah Bubuk di Mojokerto Kebanjiran Order

Geger Wabah Corona, Pengusaha Sari Rempah Bubuk di Mojokerto Kebanjiran Order

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Hebohnya virus corona di sisi lain membuat beberapa komoditas diburu masyarakat. Mulai dari masker, hand sanitizer, tak terkecuali ramuan yang berasal dari jahe merah untuk menangkal virus corona.

Seperti Mustiko Romadhoni PW (26) warga Dusun Pasinan Desa Singowangi, Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto, ia kebanjiran pesanan sejak virus corona merebak. Ditambah saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin mengumumkan ada dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang positif mengidap virus corona.

Mustiko adalah produsen sekaligus pedagang rempah-rempah bubuk instan. Penjualan produknya naik hingga 200 persen sejak sepekan terkahir. Yaitu sejak corona masuk Indonesia.

“Sebelum ada corona, saya hanya kirim 5-10 bungkus per hari. Muculnya virus ini penjualan saya naik sampai 50-100 bungkus per hari,” kata Mustiko kepada wartawan di rumahnya, Kamis (5/3/2020).

Ditengah kabar sejak Corona masuk di Indonesia, kata Mustiko, beberapa hari yang lalu membuat harga jahe merah merangkak naik. Berdasarkan pengakuannya harga jahe merah tembus hingga Rp 80.000/kg dari yang biasanya Rp 30.000/kg.

“Namun saat ini kembali normal lagi. Naiknya harga jahe merah itu karena banyak dicari orang sehingga keberadaannya langka,” jelasnya.

Berbagai jenis rempah-rempah instan itu diproduksi sendiri oleh Mustiko. Ada 12 produk mulai dari jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kurkuma, mengkudu, beras kencur, serta rempah lainnya. Proses produksi rempah-rempah instan ini dia kerjakan di wilayah Trawas, Kabupaten Mojokerto. Sehingga bahan bakunya dia ambil dari petani disekitar lokasi tempat produksi.

“Banyak jenis olahan. Ada jahe merah, jahe jos atau jahe emprit, temulawak, kunyit, kunyit asam, beras kencur, kencur dan lainnya. Semuanya ada 12 produk,” ujarnya.

Menurut dia, produk paling laris jenis jahe merah dan temulawak. Selain dari Mojokerto, pembelinya datang dari Surabaya, Malang dan Jakarta.

“Harganya saya patok Rp 15.000 per bungkus untuk kemasan 200 gram dan Rp 5.000 per bungkus untuk kemasan 75 gram,” pungkasnya.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments