MOJOKERTO, Xtimenews.com – Tambang galian C yang berada di Dusun Jabung, Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto di protes warga. Pasalnya aktivitas galian C itu dinilai merusak lingkungan yang menyebakan longsor dan berdampak banjir di wilayah Mojokerto.
Selain itu warga menilai lokasi tambang galian C itu berada di dataran lebih tinggi tak jauh dari pemukiman dan lahan pertanian warga.
Jum’at (10/01/2020) sekitar pukul 13.00 Wib, puluhan warga mendatangi kantor balai desa setempat untuk melakukan audensi bersama petugas dari pemerintah provinsi Jawa timur (Pemprov jatim) yang akan melakukan sidak. Namun pihak dari pemprov jatim tidak hadir di balai desa setempat.
Sebelumnya, warga sempat melakukan aksi demo di depan kantor gubernur jatim pada hari Selasa (07/01) kemarin.
“Kesepakatannya kemarin waktu kita menggelar aksi di depan kantor gubernur jatim, bahwa hari ini pukul 13.00 Wib, pihak dari pemprov jatim akan melakukan sidak ke galian C bersama warga,” kata Ahmad Yani warga Desa Lebak Jabung kepada wartawan di kantor desa setempat, Jumat (10/01/2020).
Namun, kata Yani kesepakatan dari pihak pemprov jatim itu tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Sesuai janji pihak pemorov jatim akan melakukan sidak ke galian C bersama warga pada Jumat (10/01) siang. Namun kesepakatan itu berubah pihak dari pemprov jatim yang didampingi pemerintah daerah (pemda) datang ke lokasi galian C pada hari Kamis (09/01) tanpa berkoordinasi dengan warga.
“Janji hari ini, tapi kenyataannya dari provinsi hari Kamis kemarin datang melakukan sidak tanpa koordinasi dengan warga. Kami protes dan hari ini memang melakukan sidak lagi tapi pagi tadi, sedangkan kesepatan kami siang ini pukul 13.00 Wib,” bebernya.
Warga diminta untuk melakukan audensi bersama dengan pihak pemprov jatim dan pemda di kantor Kecamatan Jatirejo. Namun, warga menolak dan meminta untuk melakukan audensi bersama dengan pihak pemprov jatim dan pemda di kantor balai desa Lebak Jabung.
“Kami minta audensi dilakukan disini (balai desa Lebak Jabung), lokasi galian C nya disini kenapa kita disuruh ke kantor kecamatan,” ujar Yani.
Menurut Yani ada dua lokasi galian C di desa Lebak Jabung sehari rata-rata ada sekitar 150 sampai 200 dump truk yang keluar membawa batu andersit dari kedua galian C tesebut. Ia juga meragukan izin kedua tambang itu, menurut dia kedua tambang itu satu tambang sudah beroperasi sejak lama dan satu lagi baru saja beroperasi.
“Kami meragukan izin kedua tambang itu, karena kami warga waktu sosialisasi dulu sebelum dibuka tambang itu warga menolak dengan adanya tambang itu. Tapi kenapa ijinnya dari provinsi ada,” ulasnya.
Ia menambahkan, jika kedua tambang tersebut tidak ditutup oleh pemprov jatim, warga akan menutup akses jalan menuju tambang.
“Dalam waktu dekat jika tetap beroperasi kami akan menutup jalan menuju tambang. Silakan menambang tapi jangan lewat jalan desa kami, jalan utama kami rusak gara-gara mobil pengangkut batu-batu itu,” tandasnya.(den/gan)