MOJOKERTO, Xtimenews.com – Ratusan sopir mobil online di Mojokerto tuntut perubahan penurunan angka insentif. Mereka melakukan aksinya di depan kantor jasa transportasi PT Go-Jek di Jalan raya Jabon Kecamatan Mojoanyar, Kabupeten Mojokerto, Selasa (26/11/2019).
Dalam aksinya para sopir membawa mobil dan poster berisi kecaman. Poster itu di antaranya berbunyi: ‘Tanpa Kami Gocar Nol’, ‘Tolong Pikirkan/Carikan Solusi Katanya Kami Mitramu’, ‘Cukupkah 48.200 Untuk Sehari’. Selain itu mereka juga membawa karangan bunga sebagai bentuk keprihatinan terhadap PT Go-Jek Mojokerto.
Selama ini para sopir Go-Car di Mojokerto mendapat insentif dari total 17 poin sebesar Rp 260 ribu. Namun secara sepihak PT Go-Jek mengubah menjadi Rp 65 ribu.
Sementara dalam aksi ini para driver tidak menemukan titik temu dalam negosiasi dengan pihak PT Go-Jek Mojokerto. Mereka akhirnya menuju kantor DPRD Kabupaten Mojokerto. Para sopir menyampaikan aspirasinya ke wakil rakyat.
Para driver menuntut kantor PT Go-Jek Mojokerto tutup jika pihak manajemen Go-Jek tidak mengembalikan insentif driver online Mojokerto. Para driver beralasan nilai pendapatan penurunan insentif tidak mencukupi kebutuhan mereka.
“Kita menuntut untuk harga driver per tripnya ada kenaikan yang jelas. Dan yang kedua banyak para driver yang akunnya terkena putus mitra (PM) karena aksi ini, maka kembalikan akun itu secepatnya. Kalau tidak dengan berat hati kami menuntut kantor Go-Jek Mojokerto untuk hengkang,” kata Muhammad Fahmi salah satu driver Gocar Mojokerto kepada wartawan saat melakukan aksi demo di depan kantor PT Go-Jek Mojokerto, Selasa (26/11/2019).
Menurut Fahmi, akibat penurunan insentif itu membuat para driver online Mojokerto melakukan Offbid (mogok kerja) selama 10 hari. Akibat Offbid itu membuat para driver sering terjadi konflik.
“Dampaknya kita sering konflik internal antara driver yang on dan off. Bahkan siapapun driver dari Surabaya atau Sidoarjo yang lewat sini kita sering bentrok,”
Ia menjelaskan, ada 350 lebih driver online di Kabupaten/Kota Mojokerto. Insentif sebesar Rp 65 ribu itu menurut dia sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarganya dan para driver di Mojokerto.
“Sebelumnya Go-Jek memberikan insentif sebesar Rp 400 ribu turun menjadi Rp 300 ribu. Kemudian turun lagi Rp 260 ribu, itu kami mengiyakan yang penting cukup untuk mengangsur mobil dan kebutuhan lain. Namun saat ini sudah hampir setengah bulan insentif turun sebesar Rp 65 ribu,” tegasnya.
Fahmi menambahkan, dengan insentif sebesar Rp 65 ribu itu tak jarang para driver online Mojokerto yang harus tekor untuk membeli bahan bakar.
“Bahan bakar saja minimal Rp 100 ribu perhari, belum makan sama kebutuhan lain untuk keluarga. Ada juga yang untuk mengangsur mobil sama perawatan mobil,” tandasnya.(den/gan)