Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaIndexHeadlinePembangkit Listrik Dari Sampah Plastik Bakal di Bangun Pertama di Mojokerto

Pembangkit Listrik Dari Sampah Plastik Bakal di Bangun Pertama di Mojokerto

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa tinjau lokasi rencana pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Plastik (PLTSP) yang akan dibangun di PT Mega Surya Eratama, Jalan raya Jasem, Desa Jasem Kecamatan Ngoro Kabupeten Mojokerto.

PLTSP ini berasal dari sampah plastik yang akan diolah menjadi energi listrik dan akan beroperasi pada awal agustus 2019 mendatang.

Gubernur Jawa timur, Khofifah Indarparawansa mengatakan, seusai dengan permintaan presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo, untuk melakukan pemetaan dari sampah untuk bisa menjadi energi listrik. Energi listrik yang akan dilakukan melalui pengolahan sampah plastik.

“Sekarang ini secara nasional memang pak presiden minta kita melakukan pemetaan dari sampah untuk bisa menjadi energi listrik ada yang sampah basah sudah diinisiasi di surabaya sampah plastik sedang diinisiasi di sini,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa, Senin (15/07/2019).

Menurut gubernur Jatim, pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik kini menjadi salah satu Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Menurut dia, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RUED saat ini sedang dibahas oleh DPRD Jatim.

“Kita berharap energi nonfosil di tahun 2025 di jawa timur ini sudah bisa mencapai 16,8 persen. Nah diantara energi nonfosil atau energi yang terbarukan, kita biasa mendengar PLTBB kita biasa mendengar PLTA kita biasa mendengar PLTS tenaga surya, hari ini kita ke sini untuk melihat bahwa sampah bisa menjadi listrik dan yang dikelola di sini insyaallah awal agustus sudah akan operasi adalah sampah plastik menjadi listrik,” papar Khofifah.

Teknologi pengolah sampah plastik menjadi energi listrik di Pabrik kertas PT Mega Surya Eratama ini akan mendatangkan mesin pengolah sampah plastik menjadi energi listrik dari luar negeri. Mesin tersebut bakal menghasilkan tenaga listrik sebesar 7,8 megawatt. Teknologi tersebut bakal menggantikan pembangkit listrik tenaga batubara yang selama ini digunakan PT Mega Surya Eratama.

“Kalau ini jalan di awal Agustus, maka kesepakatan kami dengan owner (pemilik) pabrik juga Kepala Dinas ESDM, kami ingin mengkomunikasikan dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November di Surabaya),” terangnya.

Khofifah berharap, ITS mampu meniru mesin pengolah sampah plastik menjadi energi listrik yang dibeli PT Mega Surya Eratama dari luar negeri. “Kalau ITS bisa melakukan replikasi mesin ini, akan sangat bermakna bagi penyiapan energi terbarukan atau nonfosil. Maka harga mesin untuk mengolah sampah plastik menjadi listrik akan lebih mudah dan murah, kebutuhan spare part juga lebih mudah aksesnya,” ujarnya.

Tujuan dibangunnya PLTSP itu menurut gubernur jatim karena Indonesia menjadi negara kelima yang mempunyai sampah plastik terbesar di dunia. Tidak hanya dari dalam negeri, sampah plastik juga masuk ke tanah air melalui impor kertas bekas (waste paper) yang digunakan sebagian besar pabrik kertas di Jatim.

Dia menuturkan, kertas bekas bercampur sampah plastik yang terlanjur diimpor dikembalikan ke negara asalnya sejak 20 Juni 2019. Akibatnya, rata-rata pabrik kertas di Jatim kini kesulitan mendapatkan bahan baku. Stok bahan baku kertas bekas di pabrik saat ini kian menipis.

Seperti yang dialami PT Mega Surya Eratama. Menurut Khofifah, bahan baku kertas bekas di pabrik ini hanya cukup untuk memproduksi kertas selama 10 hari ke depan. Sebanyak 305 kontainer kertas bekas impor kini tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak. Ratusan kontainer waste paper tersebut terancam dikembalikan ke negara asalnya.

“Kebetulan pabrik yang kita datangi ini 100 persen bahan bakunya menggunakan kertas bekas. Suplai nasional kertas bekas hanya memenuhi 20 persen dari total kebutuhan bahan baku pabrik ini,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, tambah Khofifah, pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik bakal menjadi solusi bagi persoalan impor bahan baku kertas bekas yang bercampur sampah plastik. Sehingga impor kertas bekas ke Jatim bisa kembali berjalan untuk memastikan pabrik-pabrik kertas tak berhenti beroperasi. Hal itu akan dia koordinasikan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Perindustrian.

“Oleh karena itu ikutan sampah plastik harus dipisahkan dari industri kertas kita. Kita ke sini untuk melihat kesiapan energi listrik yang akan dilakukan melalui pengolahan sampah plastik. Dari sampah plastik menjadi energi listrik,” pungkas Khofifah.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments