MOJOKERTO, Xtimenews.com – Adiek Wawan Islami (29) warga Dusun Sudimoro, Desa Sampang Agung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto keluhkan pelayanan Rumah Sakit Kartini yang berada di Jl. Airlangga, Sarirejo Dua, Kauman, Mojosari, Mojokerto.
Wawan merasa kecewa dengan pelayanan RS Kartini, pasalnya pada saat Istrinya yang bernama Wahimatul ilmiah (27) saat hendak melahirkan anak keduanya ditolak oleh pihak rumah sakit, dengan alasan tidak ada dokter dan tidak bisa memasukkan pasien tanpa seijin Dokter. Padahal surat rujukan yang diberikan oleh bidan setempat adalah rujukan ke RS Kartini.
Menurut cerita Wawan, Pada saat itu hari Rabu 27/02 dini hari sekitar pukul 03.00 WIB Wawan membawa Istrinya ke RS Kartini dengan mengendarai sepeda motor, karena surat rujukan dari bidan disuruh ke RS Kartini, kemudian sesampai di RS Kartini sekitar pukul 03.15 WIB, Wawan langsung mendaftar ke loket pendaftaran dan di suruh menunggu sebentar, setelah beberapa menit Wawan dipanggil masuk keruangan IGD.
“Pada waktu itu di dalam ada satu Dokter dan lima perawat. Saya bilang kalau istri saya mau melahirkan, ketika itu juga salah satu perawat bilang jika Dokter Yulianto tidak kerja karena sedang sakit. Jadi kami tidak bisa memasukkan pasien tanpa seijin Dokter Yulianto, silakan cari rumah sakit lain saja,” kata Wawan saat ditemui di rumahnya. Minggu (03/03/2019).
Menurut Wawan, pada saat itu juga dia bilang ke perawat yang ada di RS Kartini kalau istrinya sudah dalam kondisi tidak bisa menahan sakit.
“Akhirnya istri saya diperiksa, namun tetap kata perawat habis diperiksa harus cari rumah sakit lain, karena tidak ada ACC dari Dokter. Menurut saya percuma kalau diperiksa tapi tetap harus cari rumah sakit lain, akhirnya saya memutuskan untuk mencari rumah sakit lain,” imbuhnya.
Masih lanjutnya, ketika mau keluar dari RS Kartini istri saya sudah tidak tahan lagi dan akhirnya ketubannya pecah. Langsung saya bilang kepada perawat yang ada di dalam IGD RS Kartini, namun perawatnya malah menyuruh agar mencari rumah sakit lain saja, karena di sini tidak bisa menangani. Itupun tidak keluar pintu, hanya bilang dari jendela saja,” urai Wawan.
Setelah itu Wawan langsung membawa istrinya ke RSUD Prof. Dr. Soekandar Jalan Hayam Wuruk No.25, Rw. II, Mojosari, Mojokerto, dengan mengendarai sepeda motor.
“Sesampai di RSUD Prof. Dr. Soekandar waktu di tempat parkir, istri saya sudah tidak kuat lagi dan saat mau masuk ruang Ponik istri saya sudah merasa kalau kepala bayi sudah keluar, ketika itu saya langsung meminta tolong kepada perawat yang ada di RSUD Soekandar dan langsung ditangani. Bahkan ketika istri saya baru mau naik ranjang, bayi saya sudah keluar, dan Alhamdulillah bayi dan istri saya selamat serta sehat,” ungkapnya.
Menurut Wawan, pihak RS Kartini seharusnya bisa melakukan tindakan untuk mencari alternatif lain agar Istrinya bisa mendapatkan perawatan.
Dengan kejadian ini Wawan berharap agar sistem pelayanan Rumah Sakit Kartini segera diperbaiki. Baik itu dari manajemen rumah sakit ataupun pihak terkait.
“Saya merasa hal ini sangat perlu diperhatikan, bukan karena atas kepentingan saya pribadi, tapi saya membayangkan bagaimana jika nanti ada orang yang kondisinya mungkin saat itu sedang tidak mempunyai kendaraan pribadi dan orang tersebut menggunakan ojek, apa tidak bingung dengan keadaan seperti itu, jadi saya mohon dengan kejadian ini pihak Rumah Sakit Kartini segara memperbaiki sistem pelayanan,” pungkasnya. (den/ron/gan)