LUWUK BANGGAI (Sulteng), Xtimenews.com – Akibat curah hujan yang cukup tinggi sejak Rabu (14/7/2019) malam, di beberapa kawasan bagian selatan Kabupaten Banggai, membuat air singai meluap dan menggenangi kawasan pemukiman penduduk.
Akibatnya, banyak ruas jalan yang rusak dan putus terbawa arus air sungai yang meluap sehingga arus lalu lintas jadi terganggu karena kendaraan tidak bisa melintas.
Menurut staf Subbaghumas Bagops Polres Banggai, akibat curah hujan yang cukup tinggi, sekitar pukul 06.15 wita, ruas jalan di desa Tobelombang Kecamatan Nuhon yang lebarnya 4 meter menjadi putus terkikis air sungai yang sedang meluap.
Agar kendaraan bisa melintas, sekitar pukul 07.00 pagi, aparat kepolisian bersama warga desa setempat bahu-membahu memasang papan dan kayu diatas ruas jalan yang putus. Hanya saja kendaraan berat seperti truk belum bisa melintas karena daya dukung papan atau kayu terbatas.
“Forkopimcam sedang koordinasi dengan pihak Dinas PU, meminta bantuan alat berat untuk menimbun ruas jalan yang rusak,” kata Kapolsek Nuhon Iptu Muh. Asdar, SH, seperti dikutip staf subbaghumas Bagops Polres Banggai.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 05.00 wita, banjir juga terjadi di wilayah hukum Polsek Toili. Di desa Mulyoharjo Kecamatan Moilong, rumah pemukiman warga serta ruas jalan terendam air setinggi 30 hingga 50 cm sehingga kendaraan sulit melintas di jalan.
Di Desa Slametharjo juga terjadi serupa, rumah warga juga terendam air setinggi 30 – 50 cm, hanya saja ruas jalan di desa ini masih bisa dilewati kendaraan. Di Desa Sumberharjo juga ketinggian air yang menggenangi kawasan pemukiman sekitar 30 – 50 cm. Akses jalan juga masih bisa dilewati.
Di Desa Karangayar dan Dusun Kayuku Desa Toili keadaan lebih parah karena ketinggian air mencapai 30 – 70 cm sehingga praktis semua jenis kendaraan tak bisa melintas.
“Kita berharap genangan air bisa semakin surut karena hujan mulai agak redah,” Ujarnya.
Pada ruas jalan yang menghubungkan kelurahan Bakung dan kelurahan Sisipan Kecamatan Batui, air sungai Bakung meluap sehingga rumah warga terendam air setinggi 1 meter. Namun seiring dengan redahnya hujan, air sungai Bakung juga semakin surut. Ruas jalan di Dusun Masing menuju Dusun Kayowa (Dusun Noge) juga terendam air setinggi 60 cm, namun sudah berangsur surut.
“Sedangkan ruas jalan di Kilo 6 dusun Gorigori dan desa Bone Balantak menuju Suka Maju 1, sama sekali tidak bisa dilintasi karena putus sepanjang 600 meter. Untuk bisa melintas, kendaraan harus menggunakan rakit,” paparnya.
Untuk membantu warga yang tertimpa musibah ini, aparat kepolisian turun ke lapangan bergotong-royong bersama, warga masyarakat melakukan evakuasi ketempat yang aman. Selain itu, mengatur arus lalu lintas serta memasang rambu pada ruas jalan yang terendam air, dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Akibat banjir ini juga seorang warga Desa Bumiharjo Kecamatan Moilong yakni Wagini (29), ditemukan meninggal dunia kerena terbawah arus sungai Kayuku yang saat itu sedang meluap.
Menurut saksi mata, pada Kamis (18/7) sekitar pukul 12.15 wita, Wagini bersama beberapa warga lainnya sedang berada di areal sawah yang sedang tergenang air yang arusnya agak deras dibelakang pemukiman. Mereka menunggu ayam yang saat itu hanyut terbawah arus air.
Saat Wagini berenang, ia tak mampu melawan arus sehingga hanyut dan hilang. Warga langsung melakukan pencarian, dan sekitar pukul 13.15 wita Wagini berhasil ditemukan tak jauh dari tempat semula dalam keadaan meninggal dunia. (HM. Basri/Khairuddin/gan)