Senin, November 25, 2024
BerandaIndexEkonomiKekeringan, Petani Padi di Mojokerto Mengalami Gagal Panen

Kekeringan, Petani Padi di Mojokerto Mengalami Gagal Panen

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Memasuki musim kemarau sejumlah petani padi di Mojokerto mengalami gagal panen. Kekeringan itu melanda wilayah Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto sejak satu bulan terakhir. Hal ini menyebabkan sekitar 10 hektar lahan persawahan di Desa Wates Projo yang ditanami padi gagal panen.

Tak adanya aliran air menyebabkan kondisi tanah sawah mulai retak sehingga tanaman padi pun ikut mengering dan mati. Padahal musim kemarau diperkirakan masih akan terjadi hingga Oktober nanti.

Seorang petani, Ahmad (65) warga Desa Wates Projo mengatakan, lebih dari sebulan saluran irigasi tak teraliri air. Alhasil, sawahnya tak mendapatkan pasokan air, sehingga tanah mulai retak-retak.

“Sedikitnya ada sekitar 8 hektar lahan sawah di sini ditanami padi berusia satu hingga dua bulan dan keadaannya mulai mati akibat tidak teraliri air dalam sebulan terakhir,” kata Ahmad, Jum’at (19/07/2019).

Menurutnya, sebagian warga akhirnya harus mengairi sawahnya dengan cara memompa dengan menggunakan mesin diesel dari sumber air yang di bor. Namun tak semua areal sawah dialiri dengan air menggunakan mesin diesel, karena tidak semua sawah sudah dipasang bor pipa untuk aliran air dari dalam tanah.

“Satu-satunya cara memang harus menggunakan mesin diesel. Tidak semuanya di aliri air dari bor, ini saya sama tetangga saya saja yang masih berusaha yang lain dibiarkan mati,” ujar Ahmad.

Masih kata Ahmad, mengaliri sawah dengan menggunakan mesin diesel itu harus mengeluarkan biaya tambahan setiap harinya untuk membeli bahan bakar. “Setiap hari kita mengeluarkan uang tambahan Rp 50 ribu untuk membeli solar,” terangnya.

Ahmad menambahkan, penyebab keringnya air irigasi itu disebabkan karena tidak berfungsinya Dam toros yang biasanya digunakan untuk mengalirkan air dari sungai Brantas.

Padi yang tidak dirawat atau yang sudah kering sebagaian ada yang dibuat untuk pakan ternak, ada juga yang dibiarkan begitu saja.

Akibat kekeringan ini kerugian petani adalah biaya yang terlanjur dikeluarkan saat masa cocok tanam. Seperti pengolahan lahan, persemaian benih, hingga tenaga perawatan dan pemupukan. Petani hanya bisa berharap bantuan pemerintah untuk meningkatkan air irigasi.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments