MOJOKERTO, Xtimenews.com – Jatuhnya harga ayam hidup membuat para peternak menjerit. Kerugian semakin membengkak akibat harga jual yang tidak sebanding dengan biaya produksi. Saat ini harga ayam dari peternakan berkisar Rp. 8000,- per kilogram.
Para peternak ini menilai harga itu tidak sebanding dengan harga jual ayam di pasaran. Harga ayam di pasar saat ini berkisar antara Rp. 25.000,- hingga Rp. 30.000 per kilogram.
“Harga dari kandang Rp. 8.000,- tapi di pasaran sekarang Rp. 30.000,- per kilogramnya,” kata Alfan Wahyudiono (27) Peternak ayam berasal dari Dusun Pandan kuning Desa Pandan Krajan, Kecamatan Kemlagi Kabupeten Mojokerto.
Menurutnya dengan anjloknya harga ayam hidup saat ini membuat para peternak ayam ini mengalami kerugian yang cukup besar.
“Kerugiannya per-seribu ekor bisa 2 juta rupiah, bahkan bisa lebih,” ulasnya.
Alfan menambahkan, walaupun dirinya adalah peternak kemitraan, anjloknya harga ayam juga dirasakan olehnya, meskipun sudah ada kontrak di awal dengan perusahaan penyedia bibit dan pakan ayam.
“Meskipun kita bermitra, kita ingin hasilnya tambah. Jadi kita beli pakan sendiri, harga pakan sendiri tak mampu menutupi ongkos produksi yang harus kita keluarkan,” ujar Alfan.
Kerugian ini dikarenakan harga DOC atau anak ayam saat ini di kisaran Rp 6.000,- per ekor, sedangkan harga jual panen hanya Rp. 8.000,- per kilogram belum lagi biaya tenaga kerja dan operasional lainnya. Menurutnya Ini jelas tak menutupi harga pokok produksi.
Alfan menyebutkan harga anjlok ini dimungkinkan karena adanya permainan oknum-oknum yang membuat harga ayam dari para peternak di kandang anjlok drastis.
Peternak meminta pemerintah tegas menyikapi masalah ini agar peternak rakyat tidak terus buntung.(den/gan)