MOJOKERTO, Xtimenews.com – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung Desa pengelola sampah plastik di Desa Bangun, Kecamatan Pungging Kabupeten Mojokerto.
Menurut Kofifah, sampah tersebut berasal dari pabrik kertas di Jawa timur yang menggunakan bahan baku kertas bekas dan diimpor dari negara yang ada di Eropa.
“Industri kertas di Jatim ini sebagian besar bahan bakunya menggunakan kertas bekas yang diimpor dari Eropa,” kata Khofifah, Rabu (19/6/2019).
Menurut Kofifah, di Desa Bangun perlu ada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) agar bisnis pengolahan sampah plastik di kampung ini tidak mencemari lingkungan.
“Kalau di sini ada IPAL, tempat untuk pengolahan dan pembuangan limbah. Ini menjadi penting karena sampah di sini tidak hanya dari Pakerin, ada perusahaan lain yang juga membuang di sini,” terangnya.
Wagimen salah satu warga Desa Bangun saat diwawancarai oleh wartawan mengatakan, Sampah plastik yang banyak diolah warga didapatkan dari PT Pakerin dan perusahaan kertas lainnya di Jatim.
“Semua pabrik kertas di Jawa timur ya kalau membuang disini, termasuk dari PT Pakerin. Bahkan diberikan secara gratis,” ujarnya.
Kata Wagimen, sampah kertas yang didapatkan dari pabrik diolah kembali oleh warga. Sampah tersebut dipilah untuk diambil rongsokannya.
“Seperti plastik, aluminium, kawat, Kaleng dan sejenisnya. Sementara yang tidak laku dijual sebagai rongsokan, dijual warga untuk bahan bakar pabrik tahu,” jelasnya.
Menurut Wagimen, aktivitas ini sudah berjalan selama 26 tahun. Bahkan, 90 persen warga disitu berprofesi sebagai pemilah sampah.
“Dari Sampah ini saya bisa membiayai anak-anak saya sampai kuliah S3 ada di Malang,” tandasnya.(den/gan)