Jumat, November 22, 2024
BerandaIndexPeristiwaKompensasi Diselewengkan Oknum Perangkat Desa, Warga di Mojokerto Ricuh Demo Perusahaan

Kompensasi Diselewengkan Oknum Perangkat Desa, Warga di Mojokerto Ricuh Demo Perusahaan

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Puluhan warga Dusun/Desa Pungging Kecamatan Pungging, Mojokerto mendemo pabrik PT Supracor Sejahtera. Aksi warga memanas dan sempat terjadi kericuhan.

Warga bahkan sempat menghadang kendaraan yang ingin memasuki pabrik karton tersebut. Kericuhan itu dipicu lantaran kepala desa setempat tidak mau mendampingi warga audensi dengan perusahaan.

Warga yang datang membawa satu kendaraan pick up dan puluhan motor itu bahkan sempat akan memblokade jalan.

Kericuhan mereda setelah kepala desa setempat didatangkan oleh pihak kepolisian ke lokasi.

Aksi demo warga ini menuntut agar perusahaan memperhatikan kesejahteraan warga sekitar.

“Kami menuntut kompetensi warga, mempertanyakan kompensasi yang diperuntukkan Desa yang telah disepakati dalam perjanjian warga sekitar tahun 2015 lalu,” kata Wahyudi Fatah (36) salah satu warga Desa Pungging di lokasi, Senin (23/11/2020).

Selain itu warga juga menuntut agar perusahaan memperkerjakan warga Desa setempat sebagai karyawan. Menurut Wahyudi perusahaan tidak pernah memberikan manfaat apapun ke warga.

“Selama 5 tahun sejak pabrik ini buka tidak ada apapun yang diberikan ke warga. Mangkanya kami mempertanyakan apakah perusahaan sudah memberikan kompensasi kepada perangkat Desa namun tidak sampai ke warga,” terangnya.

Hal serupa juga disampaikan Suhartono koordinator aksi usai menggelar audensi bersama pihak kepolisian dan perangkat desa setempat.

Suhartono mengatakan, setelah dilakukan audensi pihak perusahaan sudah membuat MoU dengan pihak desa awal mula berdirinya perusahaan.

“Selama berdirinya perusahaan ini dana masuk tapi tidak masuk ke desa disinyalir ke oknumoknum perangkat desa,” ungkapnya.

Dari hasil mediasi, lanjut Suhartono, perusahaan mengakui kompensasi sebesar 60 rupiah perkilo dari setiap avalan yang keluar dari perusahaan masuk ke desa.

“Padahal setiap hari perusahaan mengeluarkan avalan antara 10 sampai 20 ton perhari,” cetusnya.

“Warga minta hak kompensasi dikembalikan minta transparasi dan minta kompensasi dikelola karang taruna. Selain itu warga minta karyawan di perusahaan 50% putra daerah,” tandasnya.

Selain menuntut PT Supracor Sejahtera warga juga menuntut hal yang sama kepada PT Dinamika Megatama Citra perusahaan produksi pakan ternak.

Kedua perusahaan ini berada di Jalan raya Gempol- Mojokerto Dusun/Desa Pungging Kecamatan Pungging, Mojokerto.

Sementara Kepala Desa Pungging Paiman mengatakan, perusahaan memberikan kompensasi kepada desa pertahun untuk kegiatan 17 Agustus.

Selain itu kompensasi setiap bulan untuk warga diberikan sebesar 1 kali gaji UMR yang dibagi 7 dusun di desa Pungging melalui oknum perangkat desa.

“Pihak desa sama pabrik harus sejalan. Kita akan membuat MoU dengan pabrik,” terangnya.

Sayangnya Paiman tidak mengetahui betul soal kompensasi yang diberikan perusahaan sebesar 60 rupiah per kilo dari setiap avalan yang keluar dari perusahaan yang masuk ke desa.

“Kalau nominalnya saya kurang tahu, yang megang dana dari perusahaan itu ya oknum tersebut,” ujarnya.

Dalam waktu dekat Paiman akan kembali menggelar pertemuan dengan perangkat desa untuk membahas perubahan struktur.

“Sebenarnya ini interen desa, kita akan melakukan perubahan struktur,” pungkasnya.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments