PALU, Xtimenews.com – Asosiasi Mahasiswa Lembata (AML) Kupang menggelar acara pentas seni dan budaya yang bertajuk “Mura Rame Spesial Dies Natalis ke II” yang dilaksanakan di Aula Taman Budaya Gerson Poyk, pada Selasa (12/11/2019) lalu.
Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Asosiasi Mahasiswa Lembata Kupang, rekan-rekan Organisasi Kepemudaan dan para tamu undangan lainnya.
Acara ini menampilkan berbagai pertunjukan Tarian daerah Baleo dan Paji Demong, Musikalisasi Puisi, Stand Up Comedy dan Live Acoustik. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga ikut dimeriahkan oleh Mateus Tiba yang merupakan salah satu alumni kontestan Liga Dangdut Indonesia dan juga penampilan Musikalisasi Puisi oleh Bento Kedang, Ibrahim dan Ketrin Lamabelawa.
Tarian baleo merupakan salah sau mata acara yang ditampilkan oleh anggota sanggar tari AML-Kupang. Secara umum tarian baleo menggambarkan tentang budaya Leva Naung orang-orang dari desa Lamalera, Lembata.
Tarian ini juga menggambarkan bagaimana masyarakat Lamalera mencari nafkah dengan berburu ikan paus di laut yang luas dan ganas untuk menghidupi keluarga dan orang-orang disekitar mereka (janda dan yatim piatu).
Selain tarian baleo tersebut, sanggar tari AML-Kupang juga menampilkan tarian Paji Demong yang mengisahkan tentang peperangan dua bersaudara yaitu Paji dan Demong yang terpecah akibat politik Devide Et Impera Belanda pada masa lalu. Ditengah-tengah peperangan hadirlah perempuan-perempuan Lamaholot dengan kelembutannya yang mampu melerai pertikaian antara kedua bersaudara tersebut.
“Budaya tradisional kian hari semakin mengalami kemerosotan akibat banyaknya budaya-budaya luar yang masuk. Oleh karenya, AML-Kupang melalui event Dies Natalis ini menampilkan tarian daerah sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya tradisional,” kata Agustinus Lelangayaq selaku Ketua Panitia Dies Natalis ke II.
“Tidak hanya pada momen ini kedepannya AML akan terus melaksanakan kegiatan yang mengangkat budaya tradisional,” terang Thomas Kalang selaku Ketua Bidang Seni dan Budaya AML Kupang.
Dalam sambutan yang dibawahkan oleh Obet Lewotobi selaku senior AML-Kupang, ia mengatakan bahwa sebagai sebuah organisasi harus mampu untuk mandiri dalam beraktivitas dan menjalankan roda organisasi.
“Merefleksikan perjalanan AML-Kupang selama dua tahun, saya bisa mengatakan bahwa kemandirian adalah dasar sebuah organisasi. Dengan mandiri suatu organisasi tidak pernah diam, dengan mandiri suatu organisasi tidak akan pernah mati. Karena kita bisa berdiri dan berjalan diatas kaki sendiri maka dengan sendirinya menghilangkan ketergantungan kita terhadap orang lain dalam beraktivitas dan menjalankan roda organisasi,” ucapnya.
Diakhir kata sambutan yang dibawahkannya, ia juga mengajak seluruh teman-teman keluarga besar AML-Kupang untuk bisa menjadikan AML-Kupang sebagai rumah untuk belajar bagaimana terus berinovasi dalam menghadapi persaingan global di era industry teknologi ini.
Yana Laliehaq selaku Ketua Umum Asosiasi Mahasiswa Lembata Kupang juga menyampaikan bahwa perjalanan sebuah organisasi tentu tidak semuda membalikan telapak tangan. Sudah begitu banyak suka dan duka serta dinamika yang telah dilalui bersama.
“Pada perayaan Dies Natalis yang ke dua ini, AML Kupang mesti terus memperbaharui diri menjadi suatu organisasi yang kokoh dan kuat dalam setiap aktivitas menuju tujuannya yakni menjadi wadah persatuan, pembelajaran dan pengabdian bagi Lewotana bangsa dan negara,” bebernya.(red)