Rabu, September 17, 2025
BerandaIndexPendidikanWas-was: Jajanan Sekolah di Antara Senyum Anak dan Cemas Orang Tua

Was-was: Jajanan Sekolah di Antara Senyum Anak dan Cemas Orang Tua

Oleh: Nur Aini Istianah, S. Pd.I

Sekilas mengamati maraknya informasi yang berseliweran di media sosial, kita semakin sering mendengar soal jajanan kemasan anak yang dianggap tidak sehat. Komposisi bahan yang dipakai seringkali menimbulkan tanda tanya besar: mulai dari kadar gula yang tinggi, pengawet, hingga pewarna yang tidak aman.

Belum lagi soal higienitas yang masih perlu dipertanyakan. Di satu sisi, jajanan ini begitu mudah dibeli anak-anak di sekolah; di sisi lain, potensi bahayanya tidak bisa diremehkan.

Sebagai seorang guru sekaligus ibu yang memiliki anak di tingkat sekolah dasar, saya sering merasa bimbang. Mengatur jajanan anak ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan.

Alih-alih melarang anak jajan sembarangan, justru yang muncul adalah drama tangis, rengekan, bahkan tantrum di sekolah. Akhirnya, orang tua seperti saya sering kali “takluk” pada permintaan anak, meski hati kecil terus berbisik tentang risiko kesehatan jangka panjang.

Pertanyaannya, adakah aturan resmi yang benar-benar mengatur tentang jajanan anak di sekolah dasar? Apakah anak dibiarkan bebas jajan apa saja tanpa batasan? Ataukah semua ini memang sepenuhnya diserahkan pada orang tua untuk mengatur sendiri?

Menurut saya memang tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada anak atau orang tua saja. Butuh kerjasama. Orang tua, sekolah, bahkan pedagang yang berjualan di sekitar sekolah pun harus duduk bersama. Karena persoalan ini, meski terlihat sederhana, tapi sesungguhnya sangat rumit dan butuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan prasangka.

Melarang anak jajan sembarangan bukan berarti kita melarang pedagang mencari nafkah di lingkungan sekolah. Begitu juga menuntut sekolah menyediakan jajanan sehat secara serta-merta tentu bukan perkara mudah, meski itu mungkin saja bisa dilakukan.

Harapan terbesar tentu ada pada kesepahaman bersama. Di tengah pesatnya industri makanan saat ini, kita perlu sadar bahwa tidak semua jajanan yang bisa dibeli anak-anak layak untuk dikonsumsi.

Di banyak pemberitaan, kasus anak yang mengalami keracunan pangan masih cukup tinggi. Bahkan, fenomena anak usia sekolah yang sudah mengalami diabetes semakin meningkat. Lebih jauh lagi, konsumsi zat aditif berbahaya juga bisa mengganggu perkembangan fungsi otak anak.

Karena itu, sudah saatnya kita bergerak bersama. Orang tua perlu ekstra perhatian atas jajanan anak, sekolah bisa memperketat pengawasan jajanan di lingkungan sekitar, sementara pedagang perlu diberdayakan agar ikut menjual makanan yang lebih sehat.

Sekali lagi, mari kita sebagai orang tua menyadari hal ini sedini mungkin. Jangan sampai kegelisahan kita hanya berhenti pada keluhan dan rasa was-was yang tak berkesudahan, tetapi terwujud nyata dalam aksi bersama.

Dengan begitu, hal-hal buruk bisa kita cegah, dan anak-anak kita bisa tumbuh sehat, cerdas, dan kuat sebagaimana cita-cita kita semua. Wallahu’alam.

Penulis adalah Guru MTs Tanwirul Qulub – Sungelebak- Lamongan

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments