MOJOKERTO, Xtimenews.com – Aliran air Sungai Gero yang berada di belakang pabrik baja PT Manna Jaya Makmur (MJM) Mojokerto berwarna hitam dan berminyak.
Air sungai berwarna hitam pekat yang mengalir di sekitar area persawahan Dusun Sepande, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Mojokerto itu diduga terdampak dari pembuangan limbah cair pabrik baja PT MJM Jl. Letjend Suprapto, Desa Sumberwono, Kecamatan Bangsal.
Pantauan di lokasi, air yang diduga limbah cair itu dialirkan melalui lubang pembuangan perusahaan besi ke aliran Sungai Gero. Gumpalan minyak juga nampak mengaliri Sungai yang mengalir ke arah utara tesebut.
Menurut keterangan warga sekitar menyebut, air berwarna hitam itu membuat warga yang sedang melakukan aktivitas persawahan merasakan gejala gatal-gatal pada kulit. Namun, gejala itu dirasakan oleh warga Dusun Tambaksari, Desa Tambakagung, yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari PT MJM.
“Pernah dengar dari teman-teman Badan Pengawas Desa (BPD), ada yang gejala gatal-gatal, itu warga Tambaksari sama Teras yang beraktivitas ke sawah,” kata Jumalik 51 tahun, warga Dusun Sepande, Desa Tambakagung kepada wartawan, Rabu 6 Oktober 2021.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota BPD Desa Tambakagung itu menjelaskan, sudah sekitar 12 tahun Sungai Gero menjadi tempat pembuangan limbah dari pabrik besi tesebut. Air berwarna hitam itu dikawatirkan akan merusak ekosistem sungai.
“Sejak berdirinya pabrik MJM, limbah dibuang di Sungai itu. Sungai sudah ada sebelum pabrik berdiri,” jelasnya.
Tak hanya itu, dia menyebut asap dari cerobong produksi PT MJM juga mencemari lingkungan warga sekitar, tanaman warga yang berdekatan dengan pabrik tidak bisa tumbuh maksimal.
“Kalau dampak dari air itu tidak seberapa, cuma kalau di tempat saya asapnya sampai masuk rumah. Yang terdampak dari asap, tanaman warga tidak bisa maksimal. Mungkin asap itu kalau dekat kan panas,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, belum merespon saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler.(red)