MOJOKERTO, Xtimenews.com – Petugas gabungan TNI Polri serta Pemerintah Daerah di Kabupaten Mojokerto terus berusaha mengedukasi masyarakat agar tetap patuhi Protokol Kesehatan (Prokes) untuk menurunkan angka penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan pendekatan berbasis kearifan lokal dapat menjadi sarana sosialisasi efektif bagi masyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh petugas gabungan Polres Mojokerto dan TNI Kodim 0815 yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, dengan menggunakan media kentongan para petugas patroli berkeliling kampung sembari mengkampanyekan kepada masyarakat agar selalu mematuhi prokes.
Salah satunya di Desa Puloniti RT 02 RW 01, Kecamatan Bangsal. Dipimpin langsung oleh Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander para petugas menabuh kentongan keliling kampung. Tak hanya mengedukasi masyarakat, mereka juga membagikan masker secara gratis.
Desa ini adalah salah satu desa yang terpilih menjadi lokasi Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.
Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander menjelaskan, kearifan lokal merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengedukasi masyarakat agar mematuhi prokes. Dengan begitu, kerukunan serta gotong royong masyarakat dengan petugas akan meningkat.
“Kearifan lokal seperti patroli memukul kentongan keliling kampung ini bisa memberikan tambahan edukasi ke masyarakat. Dan juga meningkatkan gotong royong serta keguyupan masyarakat,” kata Dony saat meninjau Posko PPKM mikro di Desa Puloniti RT 02 RW 01 Kecamatan Bangsal, Senin (15/2/2021).
Dony meminta agar masyarakat segera melapor kepada petugas yang terlibat di Posko PPKM mikro jika mengalami gejala-gejala COVID-19. Hal itu agar tidak terjadi klaster baru di wilayah tersebut.
“Dari puskesmas akan melakukan pengecekan kesehatan. Dan juga kami bersama pemerintah akan siapkan swab antigen serentak di beberapa PPKM mikro di wilayah Kabupaten Mojokerto,” tegasnya.
Sementara Kepala Desa Puloniti, Budi Yulianto menegaskan, sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini, desa yang tak jauh dari markas pendidikan Polisi ini sudah sebanyak 13 orang yang terpapar virus COVID-19. Rinciannya, 12 orang sembuh dan 1 orang meninggal.
“Terahir 2 Minggu kemarin ada 3 orang yang terkonfirmasi COVID-19. Alhamdulillah Sabtu kemarin sudah sembuh semua,” jelasnya.
Meskipun begitu, Budi mengaku tidak bisa memaksa warganya yang terpapar COVID-19 untuk tidak melakukan isolasi mandiri di rumah ataupun di hotel. Ia mengaku dilema dengan aturan pemerintah dan keinginan warga.
“Kita tidak bisa memaksa warga, ini memang dilema kita, kepentingan aturan di pemerintahan tidak bisa kita paksakan ke warga. Kita akan koordinasi dengan petugas yang terlibat di gugus tugas COVID-19, karena kita tidak bisa memaksa warga,” tandasnya.(den/gan)