MOJOKERTO, Xtimenews.com – Penambahan kasus corona di daerah masih terus terjadi. Kendati demikian, menyambut tahun ajaran baru 2020/2021, beberapa sekolah di Kabupaten Mojokerto tetap melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tatap muka.
Padahal menurut informasi, petunjuk teknis (Juknis) MPLS dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengenai MPLS siswa baru di awal tahun ajaran baru tidak menjalani MPLS seperti biasa. Tapi lewat daring.
Juknis itu tertuang dalam surat pengantar nomor 420/7065/101.2/2020 tertanggal 7 Juli 2020, yang diteken Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi.
Beberapa sekolah SMP Negeri di Kabupaten Mojokerto tetap melakukan MPLS secara tatap muka seperti di SMP Negeri 1 Mojoanyar yang ada di Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto terlihat aktivitas guru yang memberikan arahan dan pengenalan lingkungan terhadap beberapa siswa-siswi baru seperti memberikan arahan aturan sekolah dan menujukan ruang-ruang fasilitas sekolah.
Hal serupa juga terjadi di SMP Negeri 1 Sooko, jalan Wijaya Kusuma Kecamatan Sooko, Mojokerto. Bedanya di SMP Negeri 1 Sooko ini para siswa hanya diberikan pembelajaran baris berbaris di luar ruangan.
Pantauan di lokasi, sebelum memasuki sekolah para siswa terlebih dahulu diwajibkan cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh. Tak hanya itu para siswa dan guru pengajar diwajibkan memakai masker.
Sayangnya tak ada guru atau siswa di SMP Negeri 1 Mojoanyar yang mengenakan penutup muka (face shield). Berbeda dengan SMP Negeri 1 Sooko beberapa siswa dan guru sudah mengenakan face shield.
Di SMP Negeri 1 Mojoanyar ada 224 siswa baru yang dibagi menjadi 7 ruang kelas, yakni ruang kelas Vll A hingga ruang kelas Vll G, per kelas ada 32 siswa baru.
Ahmad Fauzi Waka kesiswaan SMP Negeri 1 Mojoanyar mengatakan, para siswa baru itu memang sengaja di datangkan ke sekolah untuk proses penerimaan buku paket dari pemerintah untuk belajar para siswa yang akan dilakukan secara daring.
“Masa MPLS siswa baru memang full daring, tapi kami minta datang ke sekolah untuk penerimaan buku paket,” kata Fauzi kepada wartawan, Senin (13/7/2020).
Fauzi menjelaskan, ratusan siswa baru itu didatangkan ke sekolah dibagi dalam bentuk shif. Dalam waktu satu hari ada dua shif selama tiga hari MPLS yang dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli hingga 15 Juli 2020 , satu shif ada 32 siswa yang dibagi menjadi 2 ruangan.
“64 siswa dalam satu hari. Untuk satu shif 32 siswa dibagi 2 ruangan. Jadi 1 ruangan diisi 16 siswa, hanya 2 jam per shif di mulai pukul 07.00 Wib,” tegasnya.
Fauzi menambah, meskipun tatap muka dilakukan, protokol kesehatan seperti cek suhu tubuh, cuci tangan dengan air bersih, jaga jarak dan memakai masker harus wajib dilakukan oleh para siswa dan guru pengajar.
Hal serupa juga sama dengan yang terjadi di SMP Negeri 1 Sooko, tatap muka MPLS juga dibagi dalam bentuk shif dan menerapkan protokol kesehatan.
“Ini tadi baris berbaris kemudian langsung mengambil buku,” ujar panitia MPLS SMP Negeri 2 Sooko, Alya Fairuz Pramesti.
Meskipun tatap muka MPLS itu diterapkan dengan mematuhi Protokol kesehatan, dirinya mengaku khawatir dengan bertambahnya pasien positif corona di Kabupaten Mojokerto.
“Ya yang penting kita jaga jarak, pakai masker dan patuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
Bupati Mojokerto Pungkasiadi sendiri juga memberikan ijin MPLS dilakukan dengan tatap muka meskipun kasus pandemi corona di Kabupaten Mojokerto masih dalam kategori zona merah.
“Kalau pendidikan kami tetap menunggu arahan dari pusat, tapi kalau untuk pengenalan lingkungan kita sarankan untuk membuat surat untuk dilakukan verifikasi, paling tidak diijinkan bergilir minimal satu hari dua kelas,” kata Bupati Mojokerto Pungkasiadi kalau itu saat menggelar konferensi pers perkembangan kasus pandemi corona di Kabupaten Mojokerto pada Jumat (10/7).
Sementara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mojokerto kemarin kembali merilis data adanya tambahan sebanyak 33 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, total kasus per 12 Juli 2020 ada 295 kasus dengan rincian 145 pasien masih dalam perawatan, 135 pasien telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan 15 pasien telah meninggal dunia.(den/gan)