MOJOKERTO, Xtimenews.com – Komandan Korem (Danrem) 082/JPYJ Kolonel Inf M. Dariyanto, melaksanakan tatap muka bersama insan pers yang ada di Mojokerto, perwakilan Lamongan, Tuban dan Bojonegoro, Rabu (7/6/2020), di Pendopo Cikaran, Kota Mojokerto.
Sejumlah insan pers baik cetak maupun online hadir. Begitu juga para perwira di jajaran Korem 082 CPYJ, turut mendampingi Danrem pada pertemuan tatap muka tersebut.
Danrem mengatakan bahwa dirinya merupakan putra kelahiran Jawa timur (Jatim) yaitu Kecamatan Banjar, Tuban.
“Saya bersyukur, dapat bertugas di bumi Mojopahit,” ucap pria kelahiran 50 tahun silam ini.
Sejarah nama Korem 082/CPYJ, urai Danrem, dulunya bernama Divisi Ronggolawe, dimana wilayah operasinya meliputi, Mojokerto sampai Purwodadi, Jawa tengah (Jateng).
Kemudian, berubah lagi namanya menjadi Bhaskara Jaya 082.
“Hingga akhirnya, sampai saat ini menjadi Korem 082/CPYJ,” ungkap Bapak dari 3 anak ini.
Disampaikannya, bahwa prilaku budaya asing telah mempengaruhi seluruh masyarakat.
“Perlu kita lakukan kerjasama, dalam rangka untuk memfilter budaya-budaya asing yang masuk ke Negara kita,” ajak Danrem.
Perkembangan dan pengaruh Media Sosial (Medsos) di belahan bumi saat ini sangat cepat.
“Bahkan telah menginggapi seluruh lapisan masyarakat kita, baik anak kecil maupun orang dewasa,” jelasnya.
Danrem berharap, media dapat menyajikan informasi yang dapat mencerdaskan masyarakat, dengan tujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya meminta, agar berita sebelum disajikan/ditayangkan, alangkah baiknya di filter terlebih dahulu. Karena berita yang sifatnya negatip, akan berdampak tidak baik bagi masyarakat,” tandas Danrem.
Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, sambung Danrem, agar menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah seperti, memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.
“Mari kita laksanakan dengan disiplin, untuk mencegah penyebaran virus covid-19,” pintanya.
Sementara Ketua PWI Mojokerto, Diak Eko Purwoto menjelaskan Pers dan TNI memiliki kesamaan yaitu, sama-sama memiliki senjata.
“Apabila hal ini tidak dipergunakan dengan baik, akan berbahaya,” jelas Ketua PWI yang akrab dipanggil dengan sebutan Diak.
Menurutnya, musuh bersama sekarang ini adalah berita-berita Hoax.
“Karena itu, untuk membedakan mana berita hoax dengan tidak, hampir tidak bisa dibedakan,” tegasnya.
Akuinya, sekarang ini posisi jurnalis, juga diperankan masyarakat dari kalangan anak-anak sampai dewasa.
“Dimana setiap ada kejadian di tengah-tengah masyarakat, langsung mereka upload melalui smart-phone di medsos, dimana seharusnya ini menjadi tugas para jurnalis,” ungkap Diak. (gan)