Jumat, November 22, 2024
BerandaIndexHeadlineRapid Test Massal di Kota Surabaya Mencapai 17 Ribu

Rapid Test Massal di Kota Surabaya Mencapai 17 Ribu

SURABAYA, Xtimenews.com – Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) menggelar rapid test atau tes cepat massal di beberapa wilayah yang banyak ditemukan pasien Corona COVID-19. Diperkirakan, jumlah rapid test mencapai 17 ribu.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menuturkan, satu hari, rapid test bisa mencapai 1.200, dalam satu kampung dapat dilakukan sebanyak 200 rapid test.

Jika ditemukan hasil rapid test reaktif, warga langsung dipisahkan ke tempat isolasi kemudian dilakukan rapid test. Warga hasilnya reaktif tes akan dibawa ke tempat isolasi di hotel. Kalau tes swab positif, pasien akan dibawa ke rumah sakit, hal itu sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan.

“17 ribu sudah melakukan rapid test massal. Reaktif kurang lebih 10 persen. Dari reaktif itu di-swab. Memang by design itu besar,” kata Risma, dalam program acara special Silaturahome, Selasa (26/5/2020).

Risma memaparkan, rapid test diprioritaskan di wilayah yang banyak pasien terkonfirmasi positif. Kemudian di tempat berkumpul seperti pasar di gelar rapid tes dan swab. Pihaknya pun melibatkan tokoh masyarakat, pihak RT/RW dan lainnya untuk penanganan Corona (COVID-19).

“Prioritas misalkan yang positif banyak, satu kampung itu lakukan rapid test, tempat berkumpul orang di pasar, tetapi kita data, pantau cek alamatnya. Rapid test hasilnya reaktif langsung giring ke hotel, lakukan swab, kalau positif pindah ke rumah sakit. Kalau negatif, stay di rumah 14 hari,” kata dia.

Pemkot Surabaya gencar menggelar rapid test kemudian dilanjutkan tes swab. Hal ini mengingat keakuran hasil tes cepat diperkirakan 50 persen, saat ini hasil reaktif rapid test mulai berkurang.

“Rapid test itu validitas 50 persen, kita harus lakukan swab. Hasil temuan rapid itu berkurang, lakukan 200, rata-rata 50-80 orang reaktif, sekarang tinggal 8-10, tren turun, kita masih punya PR,” ujar Risma.

Rapid test dan swab dilakukan berdampak terhadap jumlah pasien positif Corona. Hal ini sebagai upaya menekan dan memutus rantai penyebaran Corona.

Sebelumnya tercatat lonjakan pasien positif Corona di Jawa Timur mencapai 502 pasien pada 21 Mei 2020. Dari jumlah 502 pasien itu, ada 311 pasien Corona berasal dari Surabaya, Jawa Timur.

“Betul itu by design, kita cari, tracing, rapid test dan swab massal. Kita cari, maka rantai itu bisa putus,” tuturnya.

“Kita enggak tahu siapa carrier atau dia sudah menderita. Satu rumah kita semua tes, kalau positif harus (isolasi-red), sisa satu rumah itu bisa terselamatkan,” tutupnya.(An/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments