MOJOKERTO, Xtimenews.com – Banjir akibat luapan Sungai Avor di Mojokerto, Jawa Timur, terus meluas. Akibatnya puluhan rumah tergenang air dan warga terpaksa mengungsi. Selain itu, proses belajar mengajar pun terpaksa diliburkan karena gedung sekolah tergenang air.
Banjir yang melanda Dusun/Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto itu sudah terjadi sejak kemarin, Sabtu (01/02/2020). Akibat banjir tersebut air banjir memasuki rumah warga setinggi 30 sampai 40 centimeter.
Ashari, petugas Tagana Kabupaten Mojokerto mengatakan, ketinggian air semakin tinggi sehingga banyak warga yang mengungsi.
“Hari ini karena semakin meluas dan ketinggian air terus bertambah, maka banyak yang mengungsi ke rumah-rumah kerabatnya,” kata Ashari, Selasa (04/02/2020).
Pantauan di lokasi, banjir akibat luapan Sungai Avor ini terus meluas. Jika sehari sebelumnya hanya menggenangi Desa Tempuran, kini air meluas hingga ke Dusun Watu Dakon. Praktis akibat banjir ini aktivitas warga terganggu.
Bahkan akses antar desa maupun ke kota, juga terputus. Warga yang ini bekerja terpaksa memanfaatkan tumpangan perahu karet milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah disediakan petugas.
Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Zaini, mengatakan, banjir ini sudah terjadi setiap tahun. Air semakin meningkat sehingga kedalaman banjir semakin bertambah.
“Selain menggenangi permukiman warga, banjir musiman ini juga menggenangi gedung SDN Tempuran,” ujarnya.
Sejak 2 hari terakhir SDN Tempuran diliburkan untuk sementara warktu, para siswa belajar di rumah masing-masing.
‘Sejak kemarin kita liburkan dan siswa belajar di rumah masing-masing. Ini karena gedung sekolah SDN Tempuran tak bisa dipakai sementara waktu,” ungkap Fitri, guru SDN Tempuran.
Intensitas hujan yang terus meninggi di wilayah hulu Sungai Avor di Gunung Anjasmoro, Kabupaten Jombang, membuat luapan terus bertambah.
Jika air terus meninggi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto akan mendirikan tenda dan darurat dan dapur umum.(den/gan)