MOJOKERTO, Xtimenews.com – Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto menyebutkan, sejumlah bencana masih mengintai 13 kecamatan di Kabupaten Mojokerto di awal tahun 2020 ini. Menyusul cuaca yang ekstrem diprediksi terjadi hingga bulan April 2020 mendatang.Â
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, berdasarkan surat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya nomor : ME02/1030/K.Sub/X/2019 menyebutkan, perubahan iklim, berpotensi menimbulkan bencana alam. Seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.
“Diprediksi sejak awal Desember 2019 sampai April 2020, cuaca ekstrem akan menerjang sebagain wilayah Kabupaten Mojokerto. Dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto, ada sebanyak 13 kecamatan yang berpotensi diterjang bencana banjir,” ungkapnya, Jumat (3/1/2020).
Masih kata Zaini, dari 13 kecamatan tersebut sembilan kecamatan diantaranya berpotensi terjadi bencana banjir. Yakni Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Puri, Sooko, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging dan Ngoro. Tanah longsor intai lima kecamatan yakni Kecamatan Ngoro, Trawas, Pacet, Gondang dan Jatirejo.
“Angin puting beliung terjadi di Kecamatan Jetis, Dawarblandong, Kemlagi, Mojoanyar, Puri, Kutorejo dan Sooko. Ada beberapa kecamatan yang potensi terjadi bencana banjir dan tanah longsor yakni Kecamatan Ngoro. Ada juga kecamatan yang potensi bencana banjir dan angin puting beliung,” tuturnya.
Ada lima kecamatan yakni Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Puri, Sooko dan Mojoanyar. Mayoritas banjir disebabkan karena meluapnya aliran Kali Lamong untuk di Kecamatan Dawarblandong. Sedangkan Kecamatan Mojoanyar, Mojosari, Bangsal, Puri, Pungging, dan Sooko disebabkan karena luapan Kali Sadar.
“Sedangkan di Kecamatan Ngoro, akibat aliran anak sungai yang melintas di daerah tersebut. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir bencana banjir mengintai delapan kecamatan tersebut yang seakan sudah menjadi tradisi setiap musim penghujan tiba. Selain cuaca ekstrem yakni hujan dengan intensitas tinggi, juga karena adanya pendangkalan sungai akibat sampah rumah tangga serta material tanah yang terbawa aliran sungai.
Zaini menambahkan, pihaknya sudah melakukan mitigasi bencana. Pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pihak, dari camat hingga kepala desa yang daerahnya berpotensi terkena bencana. Sesuai surat edaran yang dikeluarkan Plt Bupati Mojokerto, BPBD Kabupaten Mojokerto mengimbau kepada warga masyarakat untuk siaga akan adanya bencana.(den/gan)