Senin, November 25, 2024
BerandaIndexEkonomiPOH Salah Satu Inovasi Siswa SMK di Mojokerto Untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian

POH Salah Satu Inovasi Siswa SMK di Mojokerto Untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Siswa SMK Mutu Kemlagi, Kabupeten Mojokerto, turut berpartisipasi aktif dalam usaha meningkatkan produktivitas berbagai hasil pertanian. Mereka mengenalkan berupa pupuk organik cair hayati kepada para petani sebagai bahan penyubur tanah tanpa menimbulkan efek samping.

Pupuk berbahan baku air leri dicampur air kelapa dan dedek itu dinamakan Pupuk Organik Hayati (POH). Pupuk berbentuk cair tersebut mengandung bakteri pseudomonas fluorescens. Yang sudah dikenal bisa beradaptasi dengan baik pada akar tanaman.

“Leri juga bermanfaat menghambat perkembangbiakkan pathogen, selain itu bermanfaat untuk kesuburan tanaman dan menyehatkan akar tanaman,” kata Taufiqkur Rohman, guru siswa SMK Mutu Kemlagi yang mengajarkan para siswa menciptakan Pupuk Organik Hayati, Sabtu (20/07/2019).

Menurut Taufikur, tujuan membuat pupuk organik hayati ini tak lain adalah untuk mengembalikan tanah yang sudah rusak atau tidak subur kembali menjadi subur lagi. Menurut dia saat ini banyak pupuk urea yang mengandung zat kimia yang dapat merusak ekosistem didalam tanah sehingga membuat tanah itu menjadi semakin mengeras.

“Sekarang ini lagi maraknya pupuk urea yang banyak bercampur dengan bahan-bahan kimia, sehingga membuat tanah itu menjadi keras. Dari situ maka kami tunjukkan inovasi yaitu tentang pemberdayaan pupuk organik,” jelasnya.

Selain itu biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu tinggi. Petani yang biasanya merogoh biaya tinggi untuk membeli pupuk kimia, dengan menggunakan metode pupuk organik hayati buatan ini petani bisa lebih irit 50 persen dari biaya yang biasa dikeluarkan.

“Kita bisa menekan biaya semaksimal mungkin, pupuk ini tak bisa habis kalau kita bisa mengembangkan,’’ terangnya.

Proses pembuatannya juga sangat sederhana, cukup dengan menyediakan galon air dan botol bekas minuman yang dihubungkan dengan selang air berukuran kecil.

“Misalnya kita buat 20 liter pupuk pupuk hayati. Kita cukup menyediakan 2 kilogram dedek, 10 liter air leri, ditambah dengan 5 liter air kelapa dan 1 kilogram mulase yang gunanya sebagai nutrisi perkembangan mikroba di dalam dedek yang sudah dikukus terlebih dulu,” terangnya.

Selanjutnya, lanjut Taufikur, kita membutuhkan pompa udara dari oksigen yang segar, agar tidak terkontaminasi dengan bakteri dan juga diberi larutan zat kalium permanganate untuk membunuh bakteri dari udara.

“Aliran udara disaring menggunakan alkohol. Tujuannya bila ada bakteri yang lolos tidak sampai masuk pada proses pembuatan pupuk organik,” paparnya.

Prosesnya pun hanya memakan waktu selama 14 hari. Setelah itu, pupuk sudah siap pakai. Untuk memakai pupuk organik hayati ini petani tinggal mencampurkan dengan air dan menyemprotkan ke lahan persawahan yang akan ditanami atau yang sudah dibajak. Takarannya, 100 miligram pupuk organik hayati bisa dicampur dengan air 20 liter yang bisa digunakan kurang lebih sekitar 20 meter persegi lahan persawahan.

“Petani hanya membutuhkan waktu 10 hari untuk bisa melakukan cocok tanam setelah di semprot. Untuk memaksimalkan hasil, petani bisa menyemprotkan lagi setelah dua Minggu dan untuk mempercepat pertumbuhan micro organisme di dalam tanah lebih cepat,” urainya.

Taufikur menambahkan, jika para petani ingin mendapatkan pupuk organik hayati ini, petani bisa datang ke sekolah SMK Mutu Kemlagi yang siap memberikan bimbingan kepada para petani. “Atau kalau beli satu botol ukuran kecil ini seharga hanya Rp 5 ribu rupiah saja bisa langsung digunakan,” tandasnya.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments