MOJOKERTO, Xtimenews.com – Luapan sungai Lamong mulai menggenangi pemukiman, kebun dan sawah milik warga di sejumlah Desa di Kecamatan Dawarblandong, yaitu Desa Talunblandong, Pulorejo, dan Banyulegi, Selasa (26/3/2019) pagi.
Tidak hanya mengakibatkan akses jalan terputus, akibat jembatan yang tertutup banjir, tetapi juga memaksa warga harus mengevakuasi perabot rumah tangga, surat berharga, hingga binatang ternak. Sejumlah anak sekolah pun harus rela memutar rute, agar tetap bisa ujian.
Banjir paling parah terjadi di Desa Balong, Desa Banyulegi, yang mengakibatkan belasan rumah terendam.
“Ada 14 rumah yang terendam. Sebelumnya saya laporkan ke Dinsos sebanyak 12 rumah. Namun ketinggian air semakin meningkat, sehingga ada tambahan dua rumah lagi,” terang Kepala Dusun Balong, Jari.
Selain itu, puluhan petak sawah juga terendam banjir. Kondisi ini membuat tanaman padi yang baru saja ditanam warga terendam air. Petani pun mengaku was-was dengan kondisi tanaman padi mereka, mengingat pertanian menjadi satu-satunya mata pencaharian warga setempat.
Sementara itu, di Dusun Klanteng, kondisinya tidak lebih baik. Lima rumah yang berada di pinggir jembatan penghubung Desa Pulorejo dan Desa Banyulegi ikut terendam. Warga bahkan harus menyelamatkan sejumlah perabotan dan binatang ternak, karena takut terbawa arus.
“Terpaksa di bawa ke jalan raya. Takut air semakin tinggi,” kata Rio.
Lebih parah lagi, luapan sungai juga memaksa warga di Dusun Talunbrak, Desa Talunblandong terpaksa harus memutar rute jika ingin keluar kampung. Kondisi yang nyaris terisolir ini, akibat rusaknya jembatan penghubung yang terendam luapan sungai lamong.
Warga Talunbrak hanya memiliki satu akses jalan, yaitu di jembatan sebelah utara, perbatasan dengan Dusun Kedondong, Desa Karangpilang, Kecamatan Balongpanggang, Gresik. Namun ketinggian air juga semakin naik, sehingga nyaris di permukaan jembatan. Apabila air terus naik, maka kemungkinan besar warga Talunbrak akan terisolir banjir.
“Seluruh jalan terendam banjir. Tidak bisa lewat. Sebelah selatan, jembatan ambruk. Sebelah barat, jalannya terendam banjir. Jadi satu-satunya ya lewat utara. Namun harus memutar sekitar 5 km untuk bisa ke Dawarblandong,” ujar Anam, warga setempat.
Saat ini, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto terus melakukan pemantaun. Termasuk Muspika Dawarblandong, yang sudah menyiapkan peralatan, guna bersiaga jika ada hal-hal yang membahayakan. (joe/gan)