MOJOKERTO, Xtimenews.com – Penyakit Deman Berdarah (DBD), makan 1 korban meninggal dunia (MD).
Disamping 1 korban MD, kini 2 lagi kini masih dalam perawatan di 2 RS berbeda, RS Hasana dan RS Umum Kota Mojokerto.
Sedangkan 1 korban lagi berhasil selamat, setelah mendapat perawatan beberapa hari disalah satu RS yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Ke-4 korban terjangkit penyakit DBD yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini, seluruhnya tinggal dalam satu lokasi yaitu Dusun Ngrumek, Desa Karang Kedawang, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Korban pertama Dira (3 th), warga Dusun Ngerumek, Desa Karang Kedawang, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, anak dari Juari, akhirnya meninggal dunia, sekitar 3 Minggu yang lalu.
Penyakit Demam Berdarah (DBD), yang dialami bocah kecil ini, berawal dari panas tinggi dan muntah berak (Muntaber), namun orang tuanya mengira penyakit biasa dan tidak segera melarikannya ke rumah sakit.
Perawatan terhadap bocah cilik tersebut, hanya dilakukan orang tuanya, dengan memberikan obat penurun panas saja.
Setelah mengalami panas selama 2 Minggu, dengan kondisi bocah sudah semakin parah dan lemah, lalu kemudian orang tuanya memutuskan untuk membawa ke RS Sakinah, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Tidak lama mendapatkan perawatan di RS. Sakinah, sayang nyawa bocah cilik tersebut tidak dapat terselamatkan, akhirnya meninggal dunia.
Korban ke-2 yaitu Tania (3 th), masih dengan tempat tinggal yang sama, anak pasangan dari Hadi dan Iswaroh, juga terjangkit penyakit DBD.
Namun Tania bisa selamat, pasalnya ketika korban baru terjangkit DBD, orang tuanya langsung melarikannya ke RS Sakinah.
Setelah mengalami perawatan di RS Sakinah selama seminggu, akhirnya Tania sembuh dan diperkenankan pulang.
Korban ketiga, Difa (9 th), anak pasangan Muji dan Aminatu S, juga warga yang sama, kini dirawat di RS. Umum, Kota Mojokerto, sudah rawat inap selama 2 hari.
Korban terakhir yaitu korban ke-4,
Rendy (15 th), juga warga dengan tempat tinggal yang sama, anak dari pasangan Ari dan Ana, juga kini terbaring letih, terjangkit penyakit DBD.
Awalnya Rendy hanya mengalami perawatan dirumah selama 3 hari.
Mengetahui penyakit yang dialami tidak kunjung sembuh, bahkan panas yang dialami korban semakin tinggi, akhirnya orang tuanya memutuskan untuk melarikan ke RS Hasanah, Kota Mojokerto.
“Kini rendy sudah mendapatkan perawatan sekitar 2 hari, namun panasnya belum signifikan turun,” terang orang tuanya, ketika dikunjungi di RS Sakinah, Paviliun Mina, kamar 8.
Ari berharap, agar Pemerintah Kabupaten Mojokerto (Pemkab), segera melakukan pencegahan, oleh karena sudah lebih dari 4 warga informasinya terjangkit penyakit DBD.
“Saya berharap, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto, segera lakukan penyemprotan untuk membasmi nyamuk penyebab penyakit DBD tersebut, sehingga tidak ada lagi jatuh korban berikutnya,” pinta Ari.
Sementara Iswaroh orang rua dari Tania, yang juga terjangkit DBD dan kini sudah sembuh serta dapat bersekolah, ketika dikonfirmasi dirumahnya menceritakan apa yang dialaminya.
“Pemerintah harus segera melakukan penyemprotan, apa lagi sudah lebih 4 orang korban, ditambah lagi dengan sekarang musim penghujan, akan semakin menyuburkan nyamuk aedes aegyti untuk cepat berkembang serta akan makan korban lagi,” terang Is, panggilan akrab sehari-harinya.
“Saya bersyukur, ungkap Is, anak saya bisa selamat , kasihan dengan korban lainnya, apa lagi korban yang meninggal, sebagai orang tua saya tidak bisa membayangkan kesedihan yang dialami kedua orang tuanya,” jelasnya,pada Rabu (23/1/2019). (gan)